Jakarta –
Menteri Koordinator Pangan Zulkifli Hasan (Zulhas) optimistis produksi beras pada tahun 2025 bisa mencapai 32,8 juta ton. Optimisme tersebut sejalan dengan prakiraan musim yang masih cukup baik.
Zulhas mengatakan, panen Januari diperkirakan meningkat 0,8 hingga 1,3 juta ton dibandingkan tahun sebelumnya. Menurut dia, informasi tersebut sebelumnya telah disampaikan Menteri Pertanian (Mentan), Andy Amran Suleiman.
“Produksi beras diperkirakan 32,8. Ya semoga saja bisa lebih banyak lagi, karena sudah bagus kan? Harganya bagus, musimnya juga bagus,” kata Zulhas, ditemui usai Rapat Terbatas (tikus) kebijakan pangan di Kantor Kementerian Koordinator Pangan, Graha Mandiri, Jakarta Pusat, Senin (01/06/2025). .
Sementara produksi beras pada Februari diperkirakan meningkat menjadi 2,08 juta ton. Puncak panen diperkirakan terjadi pada Maret-April atau sesaat sebelum tahun 2024.
Menurut Zulhas, saat puncak panen raya pada periode Maret-April, pemerintah tidak akan melaksanakan Program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) atau penyaluran bantuan sosial beras. Sebab jika hal itu terjadi, dikhawatirkan akan sangat mengganggu stabilitas harga.
Oleh karena itu, bantuan pangan atau bansos beras baru akan disalurkan pada dua bulan pertama tahun ini, yakni Januari-Februari, dari total enam bulan pelaksanaan program yang direncanakan. Sedangkan sisa empat bulan baru akan diputuskan setelah rapat terbatas (tikus) dengan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman.
“Jadi di bulan Maret-April tidak mungkin kita punya SPHP atau bantuan pangan. Tidak, makanya kita lihat perkembangannya di bulan April atau kapan bantuan pangan itu harus disalurkan. Rapatnya di bulan April, kita lihat nanti. .” ujar Zulhas.
Sebelumnya, Menteri Pertanian (Mentan) Andy Amran Sulaiman menargetkan produksi beras sebesar 32 juta ton pada tahun 2025. Target tersebut lebih tinggi dibandingkan perkiraan produksi tahun ini. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), perkiraan produksi beras tahun ini sebesar 30,34 juta ton. Angka tersebut lebih rendah dibandingkan produksi beras pada tahun 2023 sebesar 31,1 juta ton.
“Kami upayakan (target) 32 (juta ton). Ya, 2025 itu tahun kan? Doakan ya Allah kabulkan,” ujarnya dalam jumpa pers di Kementerian Pertanian, Jakarta Selatan, Selasa (26/11/2024).
Amran juga ingin Indonesia berhenti mengimpor beras mulai tahun depan. Hal ini sejalan dengan visi dan misi Presiden Prabowo Subianto untuk mencapai tujuan swasembada pangan.
“Iya pak (tidak ada impor lagi). Jika Anda mengasuransikan diri, jangan berkontribusi lebih banyak. Hal ini memerlukan lebih banyak masalah. Mengapa menteri datang? Itupun padahal sudah diasuransikan sendiri,” jelasnya. (shc/fig)