Jakarta –
Bagi banyak orang, nama Isano Mbias tentu sudah tidak asing lagi di telinga. Pasalnya kawasan ini merupakan sebuah kampung di Distrik Tanah Mering, Kabupaten Merauke, Papua Selatan yang mempunyai daya tarik tersendiri.
Jika Anda berada di kawasan ini, bersiaplah untuk menjumpai kawasan yang juga kaya akan nilai-nilai alam, mulai dari hutan hingga lahan pertanian yang dikhususkan untuk pertanian, yang menjadi tumpuan utama kehidupan penduduknya.
Potensi lahan pertanian di desa ini sangat besar sehingga tidak heran jika sebagian besar masyarakatnya berprofesi sebagai petani. Ada pula cerita menarik dari Klaster Usaha Sayur Barokah di Isano Mbias, dimana klaster ini tercipta berkat bantuan program pemberdayaan BRI KlasterkuHidupku yang kemudian meningkatkan produktivitas setiap anggotanya.
Presiden Kelompok Usaha Sayuran Baroka Fidaiah Rahman mengatakan, kelompok usaha ini awalnya terbentuk pada tahun 2023 berkat bantuan Mantri BRI bernama Agustina Etiwory atau populer dengan sebutan Ina.
“Pertama saya pertama kali bertemu dengan Mbak Ina yang menjadi mantri disini. Dari dia juga saya mendapat petunjuk untuk membuat grup KlasterkuHidupku ini. Akhirnya saya menemukan anggota, saya sendiri dan 9 anggota lainnya di bawah bimbingan Mbak Ina juga. Jadi ini yang saya lakukan,” kata Fidayat dalam keterangan tertulisnya, Kamis (22/1/2025), “Blok dibuat tahun 2023”.
Hidayat menjelaskan, kegiatan perekonomian di kawasan Esano Mbeya lebih banyak terfokus pada pertanian, bahkan ada yang menjadi petani padi dan sayur-sayuran.
“Mengenai tugas di masing-masing usaha, karena masing-masing dari kita berada di lahan masing-masing. Namun ada kalanya kita berkumpul untuk berbagi demi kemajuan kelompok. Seringkali yang kita bicarakan adalah bagaimana melakukan pekerjaan – bertani itu baik di masa depan.” Anggota Kelompok Usaha Sayuran Baroka Anda adalah petani sayuran yang menggunakan sistem pertanian hortikultura. Produk yang kami hasilkan adalah berbagai sayuran yang kami makan sehari-hari seperti daun bawang, paprika, tomat, kubis, sawi dan masih banyak lagi.
Sedangkan untuk penjualannya sendiri, ada pengepul yang mengumpulkan hasil panen dari petani untuk dijual atau dibagikan kembali kepada masyarakat. Namun Fidayat mengakui volatilitasnya tidak menentu karena mengikuti harga pasar yang cenderung naik dan turun.
Program KlasterkuHidupku BRI bertujuan untuk meningkatkan komunitas anggota
Fidayat mengatakan, sejak bergabung dengan program KlasterkuHidupku BRI, dirinya dan anggota lainnya telah merasakan dampak yang lebih baik dibandingkan sebelum bergabung. BRI memberikan berbagai bantuan, termasuk pembiayaan, yang memberikan tambahan dana atau modal kepada setiap anggota untuk mengembangkan usahanya.
“Tim kami juga telah mendapat bantuan dari BRI seperti alat penggarap, tangki sprinkler untuk penyemprotan, dan pompa air Alcon lengkap dengan selangnya juga. Alat-alat ini sangat berguna untuk menambah pekerjaan anggota tim,” lanjutnya.
Selain bantuan berupa pinjaman dan bantuan pendirian usaha, kelompok usaha ini juga memberikan pelatihan yang menambah pengetahuan para anggotanya. Salah satu hal yang ia pelajari adalah bahwa penanganan hama adalah salah satu tantangan terbesar yang dihadapi petani di Esano Mbeya.
“Hama menjadi salah satu tantangannya. Saat cuaca panas, kalau kita menanam sayuran maka hama akan semakin sulit diatasi. Dengan pelatihan yang kita dapatkan dari BRI, pengetahuan kita bisa bertambah,” jelasnya. Fidayat mengaku sangat bersyukur dengan banyaknya program BRI yang mendukung petani di wilayah tersebut.
“Saya mengucapkan banyak terima kasih kepada BRI yang telah memberikan dukungan kepada kelompok usaha kami, seperti alat-alat yang diberikan membantu kami dalam bekerja. Kemudian kami juga mendapatkan pinjaman yang dapat menambah modal kami banyak,” kata Fidayat.
Ia juga berharap kerja sama dengan Belt and Road Initiative dapat terus berlanjut secara berkelanjutan, dan memudahkan petani jika membutuhkan bantuan.
“Harapannya kedepannya akan lebih mudah jika membutuhkan modal, alat dan bantuan lainnya. Kami berharap kerjasama ini dapat terus membantu dan diapresiasi oleh petani lainnya,” tutup Hidayat.
Sementara itu, Supari, Direktur Usaha Kecil BRI, mengungkapkan bahwa kelompok usaha tersebut memberdayakan kekuatan keuangan kelompok-kelompok yang dikuasai berdasarkan jenis uangnya, dalam satu wilayah sehingga dapat tercipta konvergensi dan kesatuan dalam meningkatkan dan mengembangkan dana anggotanya. .
Hingga akhir Desember 2024, tercatat BRI memiliki 38.574 kelompok usaha yang tergabung dalam sistem KlasterkuHidupku, dimana 47,61% diantaranya merupakan kelompok pertanian. Supari menambahkan, program pemberdayaan kelompok ini merupakan bentuk dukungan nyata terhadap komitmen BRI dalam mendukung Asta Cita, khususnya dalam mendorong swasembada pangan.
“Secara keseluruhan, proses bisnis kecil BRI akan fokus pada pemberdayaan sebelum bisnis. BRI sebagai bank yang berkomitmen terhadap pelaku UKM, memiliki proses yang kuat mulai dari landasan, integrasi, hingga integrasi,” tutup Supari. Saksikan video “129 tahun Inisiatif Belt and Road untuk menciptakan inovasi dan pelayanan yang lebih baik bagi Indonesia” (foto/foto)