Kurangi Bahaya Rokok dengan Metode ‘THR’, Bagaimana Kata Ahli?

Jakarta – Jumlah perokok di Indonesia diperkirakan akan meningkat dibandingkan dengan 31,7 % asli pada tahun 2000 menjadi 37,5 % pada tahun 2025. Meningkatkan jumlah perokok di Indonesia memiliki potensi untuk meningkatkan risiko kesehatan dan kematian lebih tinggi dengan potensi untuk Jaringan -net -net -net. -To Disease (PTM), yang diperkirakan menyebabkan 300.000 kematian.

Situasi ini membutuhkan perlakuan serius terhadap pemerintah. Metode mengurangi kerusakan tembakau (THR) dianggap mengurangi risiko konsumsi rokok dan menghemat hingga 4,6 juta perokok di Indonesia. Life Rescued penulis Laporan dan Cohar University of Padjadjaran, Assoc Prof. Kata Ronny, M. Kes

“Opsi yang dapat diberikan untuk mengurangi risiko. Tujuan dari THR adalah untuk mengurangi risiko memberikan pilihan yang lebih baik, meskipun yang terbaik adalah merokok, ”kata Ronny pada ubin beberapa waktu lalu yang disebut” Laporan Global Saved Global “.

Ronny menekankan bahwa THR tidak fokus pada perokok baru yang memilih produk alternatif, tetapi langkah bagi perokok untuk perlahan -lahan beralih sampai mereka akhirnya berhenti merokok. Pengembangan teknologi THR semakin menunjukkan keputusan yang berbeda yang membantu perokok berhenti merokok.

“THR adalah kemungkinan untuk berhenti merokok.” Jika kami merekomendasikan berhenti dan dapat berhenti tanpa menarik, itu lebih baik, ”kata Ronny.

Pada kesempatan yang sama dari dosen Fakultas Kedokteran, Universitas Kristen Maranatha, Prof. Widowati, Ir., M.Sc, mengatakan bahwa pemberhentian merokok adalah tujuan akhir dari metode tarik. Namun, tidak dapat ditolak bahwa upaya untuk berhenti merokok tidak mudah, sehingga prosesnya harus dilakukan dengan menggunakan data berdasarkan data.

“Tujuan akhir adalah berhenti merokok.” Semuanya harus bekerja sama antara ilmuwan, pihak yang terlibat dan mereka yang membuat peraturan. Penting untuk membahas cara mengatur produk turunan, ”kata Prof. Wahyu.

Pt Aretha Medica Utama juga mengatakan sudah ada beberapa negara yang dapat menggunakan metode THR untuk mengurangi konsumsi rokok. Ini adalah bukti bahwa penggunaan belokan bukan tidak mungkin dan sebenarnya bisa menjadi salah satu solusi yang digunakan pemerintah.

“Jepang juga berhasil di Inggris, tetapi kontrol petugas kesehatan yang perlahan -lahan mengendalikan pengurangan dosis akan berkurang untuk akhirnya berhenti dan efektif,” jelas Prof. Wahyu.

Selain penambahan Wahyu, Indonesia harus mengatur turunan rokok tentang penggunaannya sebagai salah satu metode yang disarankan. Ia percaya bahwa masyarakat dapat menerimanya secara terbuka jika ada peraturan yang relevan dan telah dikompilasi berdasarkan hasil penelitian data.

“Saya yakin bahwa jika peraturan itu diatur dengan baik dan terperinci dan memberikan sanksi yang sesuai, saya yakin orang Indonesia akhirnya dapat,” pungkas Prof. Wahyu. (AKD/EGA)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top