PBB Ingatkan RI Soal Kesenjangan Digital, Ungkap 3 Tantangan Kritis

Jakarta –

Saat ini, Indonesia masih menghadapi kesenjangan digital. Permasalahan ini harus segera diselesaikan oleh pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Jibran Rakabuming Raka, jika tidak Indonesia akan berada dalam kondisi krisis.

Program Pembangunan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNDP) telah menerbitkan publikasi kebijakan baru, Prospek Cerah, Bayangan Panjang: Menuju Transformasi Digital Inklusif di Indonesia.

Laporan ini menyoroti tiga tantangan utama yang, jika tidak diatasi, dapat memperumit kesenjangan sosial dan kesenjangan di masa depan digital Indonesia. Ketiga tantangan tersebut mencakup kesenjangan digital, masalah hak digital dan etika, serta risiko polarisasi.

“Kita harus melawan polarisasi dengan menutup kesenjangan digital, memperkuat standar etika dan menerapkan revolusi digital di seluruh masyarakat Indonesia,” kata Kepala Perwakilan UNDP untuk Indonesia, Jakarta, Tribrata, Senin (11/11/2024).

Ia mengatakan pemberdayaan perempuan di dunia digital penting untuk mempercepat kemajuan Indonesia dalam mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs). Meskipun kesenjangan gender dalam akses digital semakin menyempit, perempuan lanjut usia dan mereka yang berpendidikan rendah masih menghadapi tantangan besar dalam mencapai akses dan literasi digital.

“Kita perlu memastikan perempuan dapat berpartisipasi dalam transformasi digital di Indonesia dan memberikan kontribusi yang berarti,” ujarnya.

UNDP mengatakan ketiga tantangan tersebut harus segera diatasi sejalan dengan upaya Indonesia untuk mencapai masa depan digital yang inklusif dan berkeadilan. Publikasi kebijakan ini memberikan saran bagi seluruh pemangku kepentingan terkait, mulai dari pemerintah hingga mitra pembangunan, lembaga pemikir, dan kelompok masyarakat sipil, untuk mengatasi dan mengatasi berbagai tantangan tersebut.

Rekomendasi yang diberikan antara lain menutup kesenjangan akses digital di provinsi-provinsi bagian timur Indonesia dan daerah-daerah yang kurang terlayani, melindungi perlindungan data pribadi dan penggunaan algoritma secara adil, serta menyediakan program literasi digital bagi masyarakat kurang mampu.

Setelah itu, memberdayakan generasi muda dan masyarakat umum untuk melawan misinformasi dan menciptakan Indeks Inklusi Digital yang dapat membantu merangkum berbagai dimensi transformasi digital, termasuk akses digital, literasi, perlindungan data, dan metode lain yang memerlukan kerja sama seluruh pemangku kepentingan.

Wakil Menteri Komunikasi dan Digital Nezar Patria menjelaskan visi dan tantangan pemerintah dalam mencapai inklusi digital. Menurutnya, transformasi digital bukan sekedar pilihan. Menurutnya, inilah jalan menuju masa depan digital Indonesia.

“Indonesia telah menetapkan target ambisius pertumbuhan ekonomi sebesar 8%, dan salah satu cara untuk mencapainya adalah investasi yang signifikan di Sektor Teknologi dan Informasi,” kata Nezar.

Oleh karena itu kami berkomitmen penuh untuk mencapai tujuan tersebut. Namun tantangan masih tetap ada, terutama kesenjangan digital antara perkotaan dan pedesaan, lanjutnya.

Menanggapi laporan UNDP ini, Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Komunikasi dan Digital telah mengembangkan strategi digital komprehensif yang berfokus pada ekonomi digital, masyarakat digital, tata kelola digital, dan infrastruktur digital. Video: Meutya Hafid mengaku kesal dengan permintaan Prabowo untuk mengakhiri judol (agt/agt)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top