Jakarta –
Ketika kepala arsitek PS5 Mark Cerny memperkenalkan PS5 Pro, tidak mengherankan. Namun di akhir video muncul kejutan yaitu terungkapnya harga PS5 Pro.
Harganya mencapai 699,99 USD atau sekitar 10,7 juta rupiah. Ini merupakan peningkatan besar dibandingkan PS5 standar, versi termurahnya dijual seharga $449. Kenaikan harga ini memang mengkhawatirkan, karena sangat berbeda dengan model bisnis yang diterapkan Sony.
Selama bertahun-tahun, para gamer konsol telah menikmati harga konsol yang relatif murah dibandingkan PC dengan spesifikasi yang kurang lebih setara.
Hal ini bisa terjadi karena perusahaan seperti Sony mensubsidi harga konsol, atau dengan kata lain, mereka menjual konsol dengan harga lebih rendah dari biaya produksi atau menjualnya dengan harga rugi – setidaknya saat konsol tersebut pertama kali dirilis.
Sony menanggung biaya subsidi dari pendapatan lain, khususnya dari penjualan game digital dan transaksi dalam game atau pembelian dalam aplikasi, di mana dikenakan “pajak” sebesar 30% untuk setiap transaksi.
Nah, masalahnya PS5 Pro sepertinya juga fokus pada game digital karena tidak memiliki slot Bluray bawaan (yang bisa dibeli terpisah). Artinya Sony akan terus mengandalkan pendapatan dari transaksi digital. Namun bedanya, peningkatan komponen lebih cepat dilakukan oleh konsumen.
Konsumen punya pilihan, jika menginginkan (mungkin) tampilan grafis lebih baik dengan frame rate tetap tinggi, pilihannya adalah PS5 Pro. Sama seperti gamer PC yang perlu mengupgrade CPU atau GPU-nya jika ingin memainkan game dengan kualitas grafis yang lebih baik.
Dapat diasumsikan bahwa Sony mungkin tidak ingin mensubsidi konsolnya seperti sebelumnya. Sepertinya mereka tidak lagi menyertakan hard drive di PS5 Slim dan Pro untuk menekan harga konsol – dan meningkatkan penjualan game digital.
PS5 mungkin dirancang untuk menghasilkan keuntungan di sisi perangkat keras sejak awal. Informasi menyebutkan, PS5 yang dibanderol 499 USD baru mendatangkan keuntungan bagi Sony setelah satu tahun dirilis. Sony bahkan kemudian menaikkan harga PS5 untuk mengimbangi kenaikan harga komponen dan inflasi.
Pada tahun 2022, atau dua tahun setelah PS5 dirilis, harga PS5 akan naik sebesar 10% di Eropa, 12,5% di Jepang, dan sekitar 6% di Inggris. Khusus di Jepang, harga PS5 sudah naik 3 kali lipat sejak diluncurkan.
Meski di AS, Sony tidak menaikkan harga PS5. Sebab, di Tanah Air, Sony menghadapi persaingan ketat dari Microsoft melalui Xbox Series S dan X, seperti dikutip ANBALI NEWSINET dari The Verge, Jumat (13/9/2024). Tonton video “Jelajahi fitur-fitur canggih pada kamera Sony Xperia 1 V1” (asj/rns)