Jakarta –
Perusahaan induk farmasi milik negara PT Bio Farma (Persero) berencana melakukan ekspansi dengan membangun pabrik baru. Rencananya, perusahaan menargetkan peningkatan pendapatan ekspor vaksin hingga 10 kali lipat.
Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan, cita-cita Bio Farma ke depan adalah menjadi pusat produksi vaksin dunia. Sejalan dengan itu, pemerintah juga menggalakkan peningkatan produksi dalam 10 tahun ke depan.
“Kalau produksinya bisa kita tingkatkan 5 kali lipat, maka 10 tahun ke depan kita dorong produksinya. Vaksinnya beda jenis, ada pelayanannya, macam-macam,” kata Erick dalam konferensi pers Kementerian BUMN di Jakarta, Jumat. diungkapkan dalam pertemuan tersebut. 11 Januari 2024).
Sementara kapasitas produksi vaksin Bio Farma di pabrik Pasteur di Bandung mencapai 3,1 miliar dosis per tahun, kata Wakil Direktur Bio Farma Soleh Ayubi. Pabrik ini dibangun 130 tahun lalu saat Pasteur masih berupa hutan.
“Sekarang di pusat kota, ramai sekali, dan memang keselamatan masyarakat tidak terpenuhi. Sekarang kami sedang mencari instruksi dari menteri untuk mencari tempat yang bisa siap untuk 50-100 tahun ke depan,” kata Solih. pada kesempatan yang sama.
Menurutnya, dengan hadirnya pabrik baru tersebut, kapasitas produksi Bio Farma bahkan bisa meningkat hingga lima kali lipat. Oleh karena itu, pendapatan ekspor juga diperkirakan meningkat 8 hingga 10 kali lipat dalam 10 tahun ke depan.
“Kita mempunyai keleluasaan untuk meningkatkan kapasitas produksi hingga lima kali lipat. Oleh karena itu, kami juga berharap dapat menghasilkan pendapatan dari ekspor, dan secara internal kami berharap dapat meningkatkan ekspor delapan hingga 10 kali lipat dalam 10 tahun ke depan,” ujarnya.
Soler mengatakan, pihaknya sudah menyiapkan beberapa opsi venue. Ada banyak faktor yang perlu dipertimbangkan dalam menentukan lokasi, salah satunya berkaitan dengan ketersediaan air.
“Untuk membangun pabrik itu harus dikaji amdalnya yaitu ketersediaan air. Industri vaksin membutuhkan 5 juta liter air setiap tahunnya. katanya.
Soleh menambahkan, ekspor Bio Farma tumbuh sebesar 80% dalam dua tahun terakhir. Ke depan, konsep lingkungan hidup, sosial dan tata kelola (ESG) akan menjadi fokus utama. (shc/rd)