Tak Semua Dapat, Ini Rencana Kebijakan Prabowo Hapus Utang UMKM-Nelayan

Jakarta –

Pemerintahan Prabowo Subiano bertekad meringankan beban pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), petani, dan nelayan yang berjuang menghadapi kredit macet melalui kebijakan keringanan utang. Aturan terkait rencana kebijakan ini sedang disusun.

Wakil Menteri Koperasi (Wamenkop), Feri Juliantono mengatakan, pidato tersebut akan berdampak positif terhadap kebijakan keringanan utang bagi petani dan nelayan, karena beban keuangan yang terjadi di masa lalu bisa dihilangkan sehingga bisa kembali menguntungkan di masa depan. Petani dan nelayan merupakan pihak yang memberikan kontribusi besar terhadap perekonomian masyarakat, terutama pada saat krisis moneter tahun 1997-1998.

“Sejarah telah membuktikan bahwa para petani kita mampu bertahan dari dampak krisis ekonomi pada tahun 1997-1998, terutama di pedesaan saat itu. Kekuatan mereka dapat menjadi benteng pertahanan terhadap dampak krisis mata uang,” kata Ferry, kata pejabat tersebut. Keterangan, Kamis (31/10/2024).

Ferry mengatakan, tidak semua petani, nelayan, dan usaha kecil menengah mendapat manfaat dari program keringanan pinjaman tersebut. Diberikan kepada mereka yang memenuhi kriteria yang telah ditetapkan.

Setelah keringanan pinjaman, petani, nelayan, dan UKM bisa kembali mendapatkan pembiayaan untuk menunjang usahanya. Untuk mencegah terjadinya kredit macet, pemerintah berencana memberikan pembiayaan atau kredit tersebut melalui koperasi agar seluruh anggota dapat saling mengawasi.

“Ke depan bantuan keuangan harus diberikan secara berkelompok yaitu koperasi, sehingga tidak bisa langsung diberikan kepada perorangan. Dalam waktu dekat, kami akan merekomendasikan kepada Presiden agar ada ketentuan untuk itu,” jelas Ferry.

Selain itu, Kementerian Koperasi akan merekomendasikan agar koperasi penghasil pangan di sektor produktif dilibatkan dalam mensukseskan program prioritas Prabowo, Program Pangan Bergizi. Peran koperasi harus diperkuat kembali agar menjadi salah satu penopang perekonomian nasional.

“Kami berharap koperasi dapat menjadi bagian dalam melaksanakan program swasembada pangan dan program gizi bergizi. Kami berharap dapat menjadi bagian dalam menggerakkan roda perekonomian masyarakat ke depan,” kata Ferri.

Sekretaris Jenderal Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI), Szadar Subagyo menyambut baik rencana politik pemerintah tersebut. Pemerintah memandang pemberian pinjaman kepada petani, nelayan, dan UKM sebagai langkah nyata kepedulian terhadap “rakyat kecil”.

“Kami berharap program ini bisa cepat dilaksanakan sehingga semua kalangan yang ingin bercocok tanam bisa mendapatkan pinjaman dengan mudah, jadi jangan mempersulit dan memberikan pinjaman tanpa uang muka, lalu panen. Nanti harus bayar (cicilan pinjaman) , “katanya. Tn.

Sadr mengingatkan, ke depan pemberian kredit kepada petani, nelayan, dan usaha kecil menengah harus lebih hati-hati dan dilakukan oleh kelompok seperti koperasi. Hal ini dinilai perlu untuk mencegah moral hazard dari penerima manfaat yang sebelumnya pernah melakukan pencucian pinjaman.

“Kita perlu bekerja sama untuk memperbaiki apa yang terjadi di masa lalu, sehingga ke depan penyaluran kredit antar kelompok harus dilakukan sedemikian rupa sehingga bisa saling diawasi,” kata Szadr.

Tonton videonya: 71 nelayan yang terjebak ombak berhasil diselamatkan di Sukabumi

(bantuan/edit)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top