Jakarta –
BRICS adalah blok ekonomi kuat yang secara signifikan mempengaruhi perdagangan global dan geopolitik. Pada bulan Januari, aliansi Brasil, Rusia, India, Tiongkok, dan Afrika Selatan secara resmi menyambut kedatangan Mesir, Ethiopia, Iran, dan Uni Emirat Arab. Diskusi baru-baru ini berfokus pada perluasan BRICS yang mencakup negara-negara seperti Malaysia dan Indonesia, sehingga membawa peluang ekonomi baru dan potensi manfaat bagi negara-negara tersebut.
Okta, broker berlisensi yang diakui secara global, mengeksplorasi bagaimana negara-negara Asia Tenggara dapat mengubah lanskap ekonomi untuk ekspansi BRICS, yang dapat meningkatkan kemitraan perdagangan, kerja sama teknologi, dan fleksibilitas ekonomi.
Pandangan BRICS Malaysia: Implikasi Ekonomi
Malaysia, yang merupakan pemain strategis dan penting di Asia Tenggara, telah menunjukkan minatnya pada ekspansi BRICS. Pertumbuhan PDB negara ini sebesar 5,9% pada kuartal kedua tahun 2024 mencerminkan kekuatan ekonomi dan potensi pengembangan lebih lanjut. Bergabung dengan negara-negara BRICS dapat meningkatkan perdagangan Malaysia secara signifikan, terutama di sektor-sektor yang berkembang pesat seperti teknologi dan energi terbarukan. Pengelompokan BRICS, yang telah menguasai sekitar 30 persen PDB dunia, menawarkan akses pasar yang lebih luas, yang selanjutnya dapat memperkuat industri ekspor Malaysia, khususnya elektronik dan semikonduktor.
Peran Malaysia sebagai pusat semikonduktor dapat menjadi lebih berpengaruh dengan keanggotaan BRICS, karena pasar semikonduktor global diproyeksikan mencapai $803 miliar pada tahun 2030. Kerja sama Malaysia dengan negara-negara BRICS akan membantu mengamankan tempatnya dalam rantai pasokan global. Selain itu, kemitraan dengan anggota BRICS seperti Tiongkok dan India dapat mengarah pada usaha patungan pengembangan teknologi yang semakin menghubungkan Malaysia dengan kancah teknologi global.
Keanggotaan BRICS Indonesia dan potensi pertumbuhan ekonomi
Indonesia, negara dengan perekonomian terbesar di Asia Tenggara, telah menunjukkan pendekatan aktif terhadap keanggotaan BRICS. Dengan tingkat pertumbuhan PDB sebesar 5,05% pada kuartal kedua tahun 2024 dan tingkat inflasi yang stabil sebesar 1,8% pada bulan September 2024, negara ini memantapkan dirinya sebagai pemain penting di kawasan. Dengan bergabung dengan negara-negara BRICS, Indonesia dapat mengakses jaringan perdagangan yang lebih luas sehingga akan menarik investasi di sektor-sektor utama seperti industri, energi, dan pertanian.
Keanggotaan BRICS khususnya dapat bermanfaat bagi sektor manufaktur Indonesia, yang diperkirakan menyumbang 20 persen PDB negara pada tahun 2023. Investasi Tiongkok sebesar lebih dari $40 miliar pada proyek infrastruktur di Indonesia selama lima tahun terakhir menyoroti potensi peningkatan kerja sama. . Jika Indonesia bergabung dengan negara-negara BRICS, maka kerja sama ini dapat meningkat sehingga mengarah pada pertumbuhan dan pembangunan ekonomi lebih lanjut.
“BRICS menawarkan Indonesia peluang pertumbuhan ekonomi dan platform strategis untuk memperluas pengaruhnya dalam perdagangan global. Dengan memperkuat hubungan dengan negara-negara BRICS, Indonesia dapat mempercepat tujuan pembangunannya, khususnya di sektor infrastruktur dan energi, sehingga akan meningkatkan posisi perekonomiannya.” “Mungkin,” kata Kar Yong Ang, analis pasar keuangan di Octa Broker.
Kerja sama regional dan peluang pertumbuhan
Kemungkinan partisipasi negara-negara BRICS di Malaysia dan Indonesia dapat memberikan dampak yang signifikan terhadap kerja sama regional di Asia Tenggara. Keanggotaannya dapat mendorong harmonisasi perjanjian perdagangan dan kebijakan ekonomi di negara-negara ASEAN dan BRICS, yang akan mendorong pendekatan kooperatif dalam pembangunan ekonomi. Dengan mengintegrasikan inisiatif BRICS ke dalam tujuan regional ASEAN, Malaysia dan Indonesia dapat meningkatkan hubungan perdagangan dan arus investasi, khususnya di bidang teknologi, manufaktur, dan energi ramah lingkungan.
Misalnya, sektor energi terbarukan di Indonesia yang sedang berkembang, yang bertujuan untuk menghasilkan 23 persen listrik negara dari energi terbarukan pada tahun 2025, dapat memperoleh manfaat dari kemitraan BRICS. Dengan kemajuan teknologi digital dan energi ramah lingkungan, Malaysia juga dapat menarik investasi dari negara-negara BRICS yang tertarik dengan pasar teknologi dan energi Asia Tenggara.
Angka ekonomi baru untuk Asia Tenggara
Kemungkinan keanggotaan Malaysia dan Indonesia di negara-negara BRICS mewakili perubahan signifikan dalam perkembangan perekonomian Asia Tenggara. Bagi negara-negara tersebut, bergabung dengan negara-negara BRICS berarti memperluas jaringan perdagangan, mengamankan kemitraan teknologi dan membuka peluang investasi baru. Perkembangan ini tidak hanya menjanjikan pertumbuhan bagi Malaysia dan Indonesia, namun juga meningkatkan peran kawasan ini dalam perdagangan global.
Seiring dengan berlanjutnya ekspansi BRICS, penting bagi para pedagang dan investor yang mencari peluang di pasar-pasar ini untuk tetap mengikuti perkembangan ini. Dengan keahlian Octa dalam melacak tren ekonomi global, para pedagang dapat secara efektif menavigasi perubahan ini dan mengambil keputusan yang tepat untuk memanfaatkan peluang baru dalam perekonomian Asia Tenggara yang terus berkembang.
Octa adalah broker internasional yang menawarkan layanan belanja online di seluruh dunia sejak 2011. Octa menyediakan akses bebas biaya ke pasar keuangan dan berbagai layanan yang digunakan oleh klien di 180 negara dengan lebih dari 42 juta akun perdagangan. Mereka menawarkan webinar pendidikan gratis, artikel, dan alat analisis untuk membantu klien mencapai tujuan investasi mereka.
Perusahaan ini terlibat dalam jaringan luas inisiatif amal dan kemanusiaan, termasuk peningkatan infrastruktur pendidikan dan proyek bantuan jangka pendek yang mendukung masyarakat lokal.
Di kawasan Asia-Pasifik, Okta menerima penghargaan “Indonesia Safe Broker 2022” dari Majalah Bisnis Internasional dan penghargaan Asia’s Most Trusted Broker 2023 dari Global Forex Awards. (Promosi konten/Okta)