Jakarta –
Wakil Menteri Komunikasi dan Digital (Vamankomdiki) Nesser Patria membeberkan perkembangan terkini terkait tenaga Komunikasi dan Informatika (Comdiki) pendukung platform perjudian online.
“Polisi masih menyelidikinya,” kata Neser. Hal itu disampaikannya pada acara United Nations Development Programme (UNDP) di Tripura, Jakarta, Senin (11/11/2024).
Nesar mengatakan, “Masalah judol sedang ditangani polisi. Jadi, kami akan ikuti proses hukumnya. Sabar dan tunggu hasilnya.”
Namun, ComDigi bertugas mengevaluasi dan mengaudit dampak penangkapan terhadap situs perjudian online, sistem, dan personel yang menjalankan tata kelola. diberikan.
Dia berkata, “Kami sedang melakukan mekanisme audit dan memeriksa semua operasi yang ada, termasuk sistem, untuk menghilangkan perjudian online.”
Diberitakan sebelumnya, Polri terus melakukan komunikasi terkait penghapusan perjudian online (Judol) dan membuka akses perjudian online kepada pegawai Kementerian Komunikasi dan Teknologi yang saat ini tersangkanya berjumlah 18 orang.
Tersangka pegawai Komdiki mengaku mendirikan kantor di sebuah toko yang terletak di kawasan Galaxy, Bekasi. Tersangka mengaku membuat situs judi online tersebut atas kemauannya sendiri tanpa sepengetahuan kementerian.
Kantor tersebut disebut ‘kantor satelit’ Ada staf di kantor Jumlah pegawai sebanyak 12 orang dengan rincian 8 orang operator dan 4 orang administrator
Karyawan juga dibayar Gajinya Rp5 juta per bulan, “Saya Pak (gajinya) Rp5 juta (bulanan) Pak,” kata tersangka yang hadir dalam persidangan pada Jumat (1/11). Dikutip ANBALI NEWSnews
Tersangka kemudian mengaku ‘membangun’ 1.000 situs perjudian. Ia pun mengaku mendapatkan banyak uang melalui kegiatan ilegal tersebut.
Belakangan diketahui, kantor tersebut dikuasai tiga orang tersangka berinisial AK, AJ, dan A. Polisi menetapkan dua orang berinisial A dan M masuk dalam daftar pencarian orang (DPO) dalam kasus tersebut. Saksikan video “Video: Komdiki Gegara Zudol memecat 10 pegawai tanpa rasa hormat” (Agustus/Agustus)