Nusron Wahid Dorong Penyelesaian 2 Isu Tata Ruang buat Genjot Investasi

Jakarta —

Menteri ATR/Direktur BPN Nusron Wahid mengatakan ada dua isu utama yang perlu diselesaikan untuk mengatasi tantangan perencanaan ruang guna meningkatkan investasi di Indonesia. Kedua isu tersebut merupakan satu kebijakan pemetaan dan satu kebijakan perencanaan lokasi.

Hal itu diungkapkannya dalam pidato pengembangan pertanahan hari ini dalam rangka perayaan Hari Pertanian dan Pertanian Tahun 2024, Kementerian Pertanahan dan Pengembangan Pertanahan/Badan Pengembangan Pertanahan Nasional (ATR/BPN), Jakarta, hari ini.

“Ini salah satu hal yang perlu dilakukan pemerintah untuk memberikan solusi kepada masyarakat, dan dunia usaha adalah bagian dari masyarakat, tidak boleh kita biarkan begitu saja. Khususnya di kalangan pengusaha, kita akan menjadikan mereka sebagai masyarakat bersama untuk menyelesaikan “berbagai permasalahan”, kata Nusron dalam keterangan tertulisnya, Jumat (8/11/2024).

Nusron menjelaskan, hingga Kebijakan Satu Kartu diterapkan, mungkin akan sulit untuk mengkoordinasikan Kegiatan Pemanfaatan Ruang (KKPR) sebagai salah satu persyaratan dasar izin usaha. Hal ini disebabkan belum adanya Rencana Lingkungan Hidup (RDTR) yang merupakan bagian dari kebijakan peta tunggal.

Akibatnya, pengurus PKKPR sudah lama tidak memiliki kesatuan kebijakan karena tidak ada kaitan RDTR. Saat ini, RDTR di Indonesia baru berjumlah 541 RDTR, dan 278 diantaranya masuk dalam OSS (Online Single Submission). ) RDTR seharusnya menjadi RDTR 2000. Nusron.

Isu besar lainnya yang disoroti Nusron adalah kebijakan perencanaan lokasi tunggal. Menurut dia, penataan ruang tetap menjadi tanggung jawab tersendiri pemerintah.

“Karena adanya perubahan lokasi, zona makro tidak terlihat, karena semua orang membicarakan zona mikro. Idenya adalah untuk menyatukan sistem sehingga Anda dapat melihat tata letak makro dan tidak membingungkan satu sama lain,” jelasnya.

“Yang kita inginkan sebenarnya pelayanannya cepat, tapi tetap bertanggung jawab, tetap akurat dalam jangka panjang, tanpa kecelakaan apalagi kecelakaan. Seperti halnya PKKPR, bagaimana kita bisa memastikan bahwa dalam PKKPR ini sudah saatnya Selesai. dengan pencatatan kepatuhan, mitigasi risiko, stabilitas dan akuntabilitas sehingga PKKPR patuh terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku serta menjaga kelestarian lingkungan hidup,” lanjutnya.

Berbicara mengenai talkshow tersebut, Direktur Jenderal Perencanaan Lingkungan Hidup Dwi Hariyavan mengatakan lebih dari 200 orang menghadiri acara tersebut secara offline dan online. Ia berharap forum ini mampu mengumpulkan ide sebanyak-banyaknya untuk memperkuat rencana antariksa di masa depan, termasuk menentukan kebijakan pembangunan berkelanjutan negara.

“Semoga kita semua dapat terus bersinergi dan berkomitmen untuk terus menghadirkan lingkungan yang aman, nyaman, produktif, dan berkelanjutan bagi masyarakat Indonesia. Menyelenggarakan industri untuk semua orang,” kata Dwi Harijawan.

Selain itu, forum pembahasan kebijakan tata ruang juga dipimpin oleh jurnalis senior Rusia, Silalahi. Ditawarkan sebagai narasumber, Plt. Direktur Jenderal Planologi Hutan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, Herban Heryandana; Marsekal TNI Jory Soleman Koloay Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Strategis; Direktur Jenderal Maritim dan Administrasi Maritim Victor Gustaf Manopo; dan Direktur Jenderal Pertambangan dan Batubara yang diwakili oleh Koordinator Pengelolaan Pertambangan dan Batubara, Cecep Mochammad Yasin.

Pejabat senior Kementerian ATR/BPN juga turut serta dalam beberapa kegiatan. Perwakilan Indonesia dari Asosiasi Sekolah Perencanaan Indonesia (ASPI), Ikatan Ahli Perencanaan (IAP) dan World Resources Institute (WRI) juga hadir.

Tonton juga videonya: Menteri ATR/BPN-Kapolri Sepakat Zero Toleransi Mafia di Tanah Air

(eng/eng)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top