Jakarta –
Wisatawan pergi berbelanja selama liburan. Hal ini disebabkan adanya tren perjalanan wisata murah.
Pada September lalu, wisatawan Tiongkok yang sedang berlibur ke Bangkok, Thailand mendapat pengalaman pahit. Seorang pemandu wisata memarahinya karena tidak berbelanja di toko perhiasan di Bangkok.
Dalam video viral tersebut, terlihat seorang pemandu wisata ilegal yang berubah menjadi pemandu wisata mengumpat dan menyerang wisatawan. Hal ini tentu meresahkan dan membuat penumpang merasa takut.
Sementara itu, menurut Wakil Presiden Antawaya Harry Pradinata, kejadian tersebut muncul akibat tren perjalanan wisata murah.
Saat dihubungi, ia mengatakan: “Fenomena wisata murah, aksesibilitas pariwisata untuk semua kalangan dan tingkat ekonomi, serta kebutuhan untuk memposting atau menampilkan konten di media sosial membuat banyak orang ingin berwisata ke sini. Harga termurah.” Oleh: ANBALI NEWSTravel, Kamis (3/10/2024).
Menurutnya, berdasarkan hal tersebut, diciptakanlah wisata wisata murah yang bekerja sama dengan toko-toko suvenir dan berperan dalam mensubsidi wisata tersebut.
“Oleh karena itu, para operator tur di destinasi wisata menggandeng toko-toko yang masuk dalam itinerary agar toko-toko tersebut memberikan subsidi kepada operator lokal sehingga wisatawan dapat berbelanja,” ujarnya.
Sementara itu, Harry mengatakan mengunjungi toko suvenir dalam perjalanan wisata merupakan hal yang lumrah. Karena toko-toko tersebut juga menjual produk-produk yang sering dibutuhkan para pelancong.
“Padahal dalam dunia pariwisata hal ini merupakan hal yang lumrah karena toko-toko tersebut menjual produk-produk yang diinginkan oleh para peserta tur, misalnya kosmetik di Korea Selatan, jajanan dan jajanan di Thailand, perhiasan di China dan Thailand. kunjungan toko di Thailand, tur Korea Selatan dan China,” jelasnya.
Ia menjelaskan bahwa mereka memberi tahu kami bahwa kunjungan ke toko adalah suatu keharusan bagi wisata Antawaya dalam kategori harga murah. Namun pihaknya menolak memaksa wisatawan.
Salah satu cara untuk menjamin kenyamanan traveler adalah dengan memilih tour leader asal Indonesia. Selain itu, mereka siap memasukkan pemandu yang melakukan tekanan terhadap penumpang ke daftar hitam.
Sedangkan jika traveler menemukan pemandu dorong saat berbelanja, ia dapat melaporkannya ke agen perjalanan. Selain itu, penting juga untuk memilih agen perjalanan yang andal dan bertanggung jawab.
“Individu pemandu wisata sebaiknya lapor ke biro perjalanan terkait. Saya anjurkan ke depan peserta wisata memilih biro perjalanan yang lebih baik dan bertanggung jawab, sedangkan peserta wisata bisa memilih wisata yang lebih murah, tapi ‘murah’,” tutupnya. Tonton video “Sandia serukan pengamanan lebih ketat setelah turis Italia jatuh dari tebing di Bali” (wkn/wsw)