Jakarta –
Tahukah wisatawan di mana letak danau terbesar di dunia? Danau tersebut saat ini menderita karena permukaan air turun dengan sangat cepat.
Mengutip CNN, Kamis (7/11/2024), danau tersebut dinamakan Laut Kaspia. Dinamakan Laut Kaspia karena lapisan bawah danau ini memiliki lapisan daratan mirip lautan, yang merupakan sisa dari Samudra Tethys dan berdimensi laut.
Para ahli khawatir dengan kondisi danau tersebut, karena mungkin tidak akan pernah pulih. Contoh kecilnya bisa dilihat di pesisir pantai. Aktivis lingkungan Azamat Sarsenbaev biasa terjun ke Laut Kaspia yang memiliki air asin berwarna biru kehijauan. Satu dekade kemudian, saat ini, negara tersebut hanya tampak seperti tanah berbatu, gurun tandus, tanpa air, dan kering.
Air surut dengan cepat dari kota pesisir Aktau di Kazakhstan, tempat aktivis lingkungan hidup menghabiskan seluruh hidupnya.
Lebih dari 1.600 km ke arah selatan, dekat kota Rasht di Iran, fotografer Khashayar Javanmardi merasa khawatir. Ia menyatakan, laut di kawasan itu dikelilingi polusi.
“Saya tidak bisa berenang lagi, airnya sudah berubah,” kata fotografer yang menjelajahi pantai selatan Laut Kaspia dan mendokumentasikan penurunan kualitas air di sana.
Laut Kaspia adalah perairan kira-kira seukuran Montana di AS. Garis pantainya yang melingkar membentang lebih dari 6.437 km dan melintasi lima negara: Kazakhstan, Iran, Azerbaijan, Rusia, dan Turkmenistan.
Negara-negara ini bergantung pada danau untuk perikanan, pertanian, pariwisata dan air minum, serta cadangan minyak dan gas yang sangat berharga.
Bendungan, ekstraksi berlebihan, polusi, dan krisis iklim yang disebabkan oleh ulah manusia turut berkontribusi terhadap penurunan tersebut, dan beberapa ahli khawatir Laut Kaspia sedang menuju ke titik yang tidak dapat kembali lagi.
Meskipun perubahan iklim meningkatkan permukaan air laut secara global, hal ini berbeda dengan laut dan danau yang tidak memiliki daratan seperti Laut Kaspia, yang bergantung pada keseimbangan limpasan dari sungai dan limpasan melalui curah hujan dan penguapan.
Keseimbangan ini berubah seiring dengan memanasnya suhu global, yang menyebabkan banyak danau menyusut.
Faktanya, bukan hanya Laut Kaspia saja yang kehilangan air. Antara tahun 1992 dan 2020, volume air tawar di danau di seluruh dunia menurun sebesar 53 persen. Great Lakes mengering karena krisis iklim dan penggunaan air yang berlebihan. Tonton video “Video. Fenomena Pemutihan Karang Global Berdampak pada Kerentanan Penyakit” (msl/fem)