Jakarta –
India baru-baru ini dilanda polusi udara yang parah. Hal ini menyebabkan dampak buruk bagi kesehatan masyarakat mulai dari masalah pernapasan hingga risiko kanker.
Ibu kota India, New Delhi, memerintahkan semua sekolah dasar untuk menunda kelas tatap muka sampai pemberitahuan lebih lanjut dan mendesak penduduknya untuk menghindari pembakaran batu bara untuk pemanas guna memerangi memburuknya kualitas udara yang mengganggu lalu lintas udara dan mengaburkan Taj Mahal.
Reuters melaporkan bahwa kota tersebut telah melampaui Lahore di Pakistan sebagai kota paling berpolusi di dunia, menurut peringkat IQAir langsung yang diterbitkan oleh kelompok Swiss. Menurut Badan Pengendalian Pencemaran India, indeks kualitas udara (AQI) 24 jam di wilayah ibu kota negara mencapai 418.
Badan Pengendalian Polusi Pusat mendefinisikan nilai AQI 0-50 sebagai “baik” dan di atas 401 sebagai “parah”, yang berdampak pada orang sehat dan mempunyai “efek parah” pada orang sakit.
Konsentrasi PM2.5 – partikel berdiameter 2,5 mikrometer atau lebih kecil yang dapat masuk ke paru-paru dan menyebabkan penyakit fatal dan masalah jantung. Di Delhi, tingkatnya 120 kali lebih tinggi dari tingkat yang direkomendasikan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Paparan PM 2.5 dapat menyebabkan penyakit fatal seperti kanker paru-paru, stroke, dan penyakit jantung. Pada tahun 2019, 1,67 juta kematian disebabkan oleh polusi udara di India, mewakili 17,8% dari seluruh kematian di negara tersebut. Saksikan video “Video: Potret Pakistan yang Dikelilingi Kabut Beracun” (kna/kna)