Fakta-fakta Kejadian Langka Bayi 19 Bulan Idap Kanker Ovarium Stadium 3

Jakarta –

Seorang anak berusia 19 bulan didiagnosis menderita kanker rahim. Situasi serupa dialami Daneen Auni Riksi di Sabah, Malaysia.

Sebelum kondisinya diketahui, ibu Fallarystia Sintom menyadari ada yang tidak beres pada anaknya. Ia mulai khawatir saat melihat anaknya menangis terus menerus

Fallarystia (25) mengungkapkan, Daneen awalnya kembung dan tidak sadarkan diri. Putrinya terus menangis seperti kesakitan, merasa tidak nyaman, tidak aktif dan ingin dipeluk terus menerus.

“Anak saya merasa tidak nyaman dan tidak bisa berbicara. Dia hanya menangis saat merasakan sakit,” jelas Fallarystia, 25, dikutip The Strait Times.

Sang ibu mulai mencari pertolongan medis di Rumah Sakit Kota Marudu, namun mereka tidak dapat mendiagnosis kondisinya di sana. Namun, suatu hari, kadar darah Daneen turun drastis, sehingga dia dipindahkan ke Rumah Sakit Wanita dan Anak Sabah (HWKKS) pada 28 September. Hasil diagnostik

Di HWKKS, hasil tes menunjukkan bahwa Daneen menderita kanker ovarium. Fallarystia merasakan sakit saat mendengar kabar tersebut.

“Saya tidak pernah menyangka karena kanker ovarium jarang terdengar pada usia ini,” jelas Fallarystia kepada Sinar Daily.

“Hati saya sakit ketika mereka memberi tahu saya karena bayi saya masih sangat kecil dan rahim kanan telah diangkat,” lanjutnya.

Kanker ovarium yang diderita Daneen diketahui sudah mencapai stadium tiga. Ia pun harus segera menjalani operasi.

“Dia perlu segera dioperasi untuk mengangkat tumor berukuran 13,50 cm itu. Baru setelah operasi pada Rabu (2/10/2024) lalu dokter memastikan dia mengidap kanker ovarium,” jelas Kondisi Fallarystia Saat Ini.

Daneen saat ini sedang dalam masa pemulihan dari operasi pengangkatan tumornya. Setelah itu saya bisa memulai kemoterapi.

Fallarystia mengatakan, saat ini anaknya sedang dalam pengawasan dokter. Mereka ingin menyelidiki lebih lanjut karena kasus Daneen jarang terjadi.

“Dokter menyarankan untuk mengobati penyakit ini dengan kemoterapi, selama masih ada harapan, saya berdoa semoga anak saya sembuh,” ujarnya.

BERIKUTNYA: Tentang kanker ovarium pada anak

(jadi/tidak)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top