Jakarta –
Banyak pasangan di Korea Selatan yang mulai menolak cinta. Menurut survei tahun 2016 terhadap 1.090 warga Korea Selatan yang dilaporkan oleh satu-satunya klinik seks di Korea Selatan, S Clinic di Seoul, yang dijalankan oleh Dr. Kang Dong-woo, menunjukkan 35,1 persen pasangan suami istri belum melakukan hubungan seks.
Dilansir South Korea Herald, penelitian tersebut menemukan bahwa Korea Selatan memiliki tingkat hubungan non-seksual tertinggi kedua di antara negara-negara yang disurvei. Posisinya tertinggal dari Jepang dengan 44,6 persen, sedangkan rata-rata dunia sebesar 20 persen.
Dr. Kang menjelaskan penyebab homoseksualitas di Korea Selatan. Ia mengira hal tersebut karena Korea Selatan tidak memiliki keinginan untuk bercinta, namun ternyata tidak demikian.
“Seks benar-benar melibatkan hubungan emosional dan sosial, namun banyak orang Korea tidak memilikinya,” menurut Dr. Kang, “Sebaliknya, seks seringkali dipandang hanya sebagai penetrasi, ejakulasi, dan kesenangan.” sangat lelah.
Alasan utama mengapa banyak pasangan di Korea Selatan menolak tidur bersama adalah karena terlalu lelah. Hal ini dikatakan oleh direktur Pusat Komunikasi di Seoul, Dr. Bae Jeong-weon, yang memberikan konseling dan pendidikan seks.
“Orang Korea menjalani kehidupan yang sibuk, mencurahkan sebagian besar energi mereka untuk tanggung jawab publik. Jam kerja yang panjang, tempat kerja yang kompetitif, dan jamuan makan malam di perusahaan sering kali menyebabkan banyak orang tenggelam,” kata Dr. Bae menjelaskan.
“Ketika mereka sampai di rumah, mereka terlalu lelah untuk berinvestasi dalam hubungan pribadi,” katanya.
Menurutnya, masyarakat Korea Selatan tidak menganggap penting hubungan personal. Kebanyakan dari mereka belum mengetahui kebahagiaan yang bisa didapat dari hubungan tersebut.
Setelah banyak kerja keras, Dr. Bae mengatakan, masyarakat suka menghabiskan waktu untuk tidur dan bermain ponsel.
“Mereka mendapat kesenangan, mendapat sedikit dorongan dopamin,” ujarnya.
Selain lelah bekerja, banyak sepasang kekasih yang mulai menolak tidur bersama karena lelah melahirkan. Bahkan, pasangan tersebut memilih untuk tidak lagi tidur di kamar agar tidak mengganggu waktu senggang masing-masing.
(sao/naf)