Jakarta –
Kementerian Perindustrian (Kemenberin) berkolaborasi dengan Organization of African, Caribbean and Pacific States (OACPS) untuk mengembangkan sumber daya manusia (SDM) di industri kreatif digital seperti animasi dan video, fashion dan aplikasi.
Menteri Perindustrian Agus Gumiwan Kartasasmita mengatakan pengembangan industri kreatif penting karena merupakan salah satu pilar terkuat struktur perekonomian Indonesia.
“Pelaku industri kreatif dalam negeri perlu menghasilkan beragam produk yang inovatif dan berdaya saing. Selain itu, Indonesia juga memiliki potensi pasar yang besar dan didukung sumber daya manusia yang terampil agar mampu bersaing di kancah global,” ujarnya dalam keterangannya. Selasa (11/5/2024).
Masrokhan, Ketua Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (PBSTMI), Kementerian Perindustrian, mengatakan industri kreatif sendiri tidak hanya memberikan stabilitas perekonomian, tetapi juga berperan dalam mendorong pertumbuhan inklusif, termasuk membuka lapangan kerja bagi generasi muda. . Saat ini generasi terpadat di Indonesia.
“Indonesia adalah contoh negara yang merasakan manfaat dari tumbuhnya industri kreatif,” ujarnya.
Pada tahun 2023, nilai tambah industri kreatif mencapai Rp1.414,8 triliun atau meningkat 10,5% dibandingkan tahun 2022 yang mencapai Rp1.280,42 triliun. Sektor ini juga menyumbang lapangan kerja bagi 24,3 juta orang.
“Kapasitas ini perlu dikembangkan lebih lanjut untuk mendorong pertumbuhan ekonomi negara,” imbuhnya.
Beberapa waktu lalu, Balai Diklat Industri (BDI) Denpasar sebagai unit kerja BPSDMI Kementerian Perindustrian menjalin kerja sama dengan Organization of African Caribbean and Pacific States (OACPS), Indonesian Aid, Kementerian Luar Negeri dan juga. Kedutaan Besar Indonesia di Belgia, Luksemburg, dan Eropa menyelenggarakan pelatihan di bidang kreativitas yang berlangsung di Bali pada 4-8 November 2024. Kegiatan tersebut bertujuan untuk mengembangkan sumber daya manusia industri di bidang animasi dan video, fashion dan aplikasi.
“Latihan ini diikuti oleh 48 peserta dari kawasan Afrika, Karibia, dan Pasifik yang memiliki pengalaman sebagai pengambil kebijakan, administrator atau regulator di bidang ekonomi kreatif,” kata Masroqan.
Presiden BDI Denpasar Arka Mahendra menjelaskan, latihan ini dilakukan dengan tujuan untuk menciptakan forum pertukaran pengetahuan, pelatihan, praktik terbaik dan pengalaman serta mendorong kolaborasi di sektor ekonomi kreatif. Peserta latihan ini merupakan perwakilan negara-negara anggota OACPS.
“Kami yakin setiap peserta dapat memberikan dampak yang signifikan terhadap perkembangan industri kreatif di negaranya,” kata Arca.
Sekretaris Jenderal OACPS Georges Rebelo Pinto Chikodi mengatakan sektor kreatif, termasuk sektor audiovisual, berpotensi meningkatkan perekonomian setiap negara di Afrika, Karibia, dan Pasifik.
“Kerja sama pemerintah Indonesia dengan OACPS di sini mencerminkan komitmen OACPS dalam memperkuat hubungan kerja sama Selatan-Selatan dan berbagi pengetahuan,” kata Georges.
Sementara itu, Andri Hadi, Duta Besar RI untuk Belgia, Luksemburg, dan Uni Eropa, menyampaikan terima kasih telah menjadi tuan rumah latihan tersebut. Proses-proses tersebut diharapkan dapat dilakukan secara berkesinambungan dan berkelanjutan. Sebelum kerja sama di bidang industri kreatif, pemerintah Indonesia telah menjalin kerja sama dengan OACPS pada tahun 2021-2023 di bidang teknologi informasi dan komunikasi (ITK), jelas Andri.
Secara global, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) telah menyoroti pentingnya industri kreatif dan mencanangkan tahun 2021 sebagai Tahun Internasional Ekonomi Industri untuk Pembangunan Berkelanjutan setelah pandemi Covid-19.
Menurut Kantor Perdagangan dan Pembangunan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNCTAD), pangsa ekonomi kreatif terhadap produk domestik bruto (PDB) global melebihi 3%, dengan ekspor sektor kreatif global diperkirakan mencapai US$1 miliar pada tahun 2022, meningkat menjadi sekitar. 29 persen. % selama lima tahun.
Tonton juga video: Wabah cacar semakin tidak terkendali di Afrika ketika kasusnya mencapai hampir 3.000
(Makan/Nasi)