Jakarta –
Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni menyampaikan pesan khusus kepada para pejabat dan pegawai di kementerian yang dipimpinnya setelah mengambil alih jabatan mantan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya. Ia mengingatkan seluruh petugas dan pekerja untuk berhati-hati dalam mengambil kebijakan agar tidak merusak alam.
“Ini mengingatkan kita bahwa kerusakan alam, kerusakan hutan, itu terjadi karena namanya perbuatan, (perbuatan) tangan manusia,” kata Raja Júli usai diserahkan ke Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Selasa (22 Oktober). 2024). ).
Ia menjelaskan, tangan manusia bisa dibuat dengan menebang kayu dan tidak menanamnya kembali. Kerusakan alam juga dapat terjadi melalui “tangan” lain, yaitu terciptanya kebijakan-kebijakan yang disepakati melalui tanda tangan.
“Secara garis besar berbentuk korporasi penebangan kayu. Namun seputar kata “tangan” dalam persaingan kita sebagai ASN sebagai birokrat, mungkin bisa diartikan inisial atau tanda tangan kalian semua dari tingkat paling bawah lalu kepala departemen, direktur, hingga “direktur umum” hingga wakil menteri atau menteri yang tanda tangannya berdampak terhadap kerusakan lingkungan hidup,” ujarnya.
Ia berharap seluruh jajaran di Kementerian Kehutanan berhati-hati dalam mengambil kebijakan. Jangan sampai kebijakan Anda merugikan alam dan banyak orang.
“Baiklah, saya berharap kita bersama-sama berhati-hati, jangan sampai tiba-tiba menebang hutan dan membuat kebijakan dengan inisial atau tanda tangan yang menyebabkan rusaknya hutan, sehingga merugikan masyarakat,” ujarnya.
Raja Juli juga mengatakan dirinya tidak menyukai birokrasi yang panjang dan berbelit-belit. Ia berharap, ketika berada di Kementerian Kehutanan, ia bisa terbuka di semua tingkatan untuk berbicara langsung dengannya.
“Siapa pun bisa bertemu dengan saya, siapa pun bisa berbicara dengan saya. Tidak harus tingkat 1 atau 2. Jika Anda punya ide bagus, begitu juga stafnya, jika Anda punya ide bagus, jadwalkan pertemuan dengan saya. Artinya, jika ada yang melakukannya dengan baik, ”katanya.
Sementara itu, Menteri Lingkungan Hidup sekaligus Ketua Kelompok Pengendalian Lingkungan Hidup Hanif Faisol Nurofiq mengatakan prioritas kerja 100 hari pertama, salah satunya adalah persiapan penilaian terkait pengelolaan sampah.
Hanif menjelaskan, Presiden Prabowo meminta pengelolaan lingkungan hidup lebih tepat sasaran setelah lepas dari Kementerian Kehutanan. Ia mengaku akan melaksanakan Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (RPPLH).
“Yang terpenting adalah RPPLH yang mencakup seluruh undang-undang pengelolaan sumber daya alam dan ini bersifat final. Kami sebenarnya sudah memiliki versi ini dan akan siap dalam 100 hari. Jadi ada kontennya yang diminta Pak Prabowo untuk diselidiki secara intensif,” kata Hanif.
“Kami akan melakukan implementasi di tingkat daerah, organisasi kedaerahan di masing-masing daerah untuk memperkuat struktur hukum dan kegiatan penegakan hukum. Kami melihat implementasi di tingkat kabupaten dan kabupaten belum sepenuhnya menerapkan kedua hal tersebut,” kata Hanif.
“Kemudian komunitas umum bersama masyarakat akan kita bangun, itu strategi yang akan kita bangun, termasuk kajian solusinya lebih detail. Kemudian TPA regional dan ini akan kita lakukan khusus untuk mempercepat dan mengelola sampah. Kita juga sedang mengevaluasi impornya. – “Sepertinya kita harus menghentikan impor sampah. Tentu saja kita harus mengembangkan langkah-langkah strategis di sini,” ujarnya. Saksikan video “Video: Raja Juli puji transformasi digital sebagai kunci pengelolaan ladang kelapa sawit” (fem/fem)