Jakarta –
Menteri Komunikasi dan Teknologi Digital (Menkomdigi) Meutya Hafid membeberkan alasan mengapa situs judi online di internet masih lambat diproses dan masih bisa diakses masyarakat.
Meutya mengatakan Kementerian Komunikasi dan Teknologi Digital (Komdigi) terus memblokir kata kunci terkait perjudian online.
“Kami telah memblokir kata kunci. Pada tanggal 4 hingga 20 November, kantor ini (Pemberantasan Judi Internet) mencapai 1.361 kata kunci di Google dan 7.252 kata kunci di Meta,” kata Kementerian Komunikasi dan Informatika, Kamis (21/11/2024).
Meutya menjelaskan, perusahaan teknologi berbasis penyedia layanan digital memiliki pedoman komunitas tersendiri yang sangat berbeda dengan peraturan yang berlaku di Indonesia.
“Kenapa tidak bisa secepat yang kita inginkan, apalagi di platform perusahaan-perusahaan teknologi besar ini, seperti kata Menko, kita tidak bisa menghapus kata kunci sendiri. Kami bersurat ke Google, TikTok, dan Meta untuk bekerja sama menghapus kata kunci tersebut,” jelasnya.
Menteri Komunikasi dan Teknologi Meutia Hafid mendesak platform digital yang beroperasi di Tanah Air untuk mematuhi peraturan yang ada, termasuk penanganan konten perjudian online.
“Mereka mengikuti rekomendasi masing-masing perusahaan. Ini yang kami dorong, tolong ikuti juga hukum yang berlaku di Indonesia. Seperti yang kita ketahui, perjudian mungkin tidak menjadi pelanggaran di negara lain, tapi di Indonesia. Jadi kalau dibuka dari Indonesia untuk kata kunci tersebut, kami juga minta agar tidak muncul di kata kunci tersebut,” kata Meutya.
Berdasarkan data pemrosesan konten perjudian platform digital periode 4 hingga 19 November 2024, total konten yang diproses sebanyak 104.819 konten.
Jika dirinci, 92.940 konten di situs + IP, 6.911 konten di Meta, 2.811 konten di share fly, 1.308 konten di Google/YouTube, 691 konten di X, 99 konten di Telegram, dan 48 konten di TikTok. Simak Video: Tris, Menkominfo Sebut 80.000 Anak Balita 10 Tahun Terpapar Judo (agt/fyk)
