Susu Kemasan Mahal, Prabowo Mau Cari Alternatif buat Program Makan Bergizi

Jakarta –

Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Prasetyo Hadi membeberkan hasil kunjungan Presiden Prabowo Subianto ke Unit Pelayanan Gizi Makanan di Kota Magelang, Jawa Tengah pada Sabtu (26/10). Hasil kunjungan tersebut kabarnya juga telah disampaikan kepada jajaran di masa mundur Kabinet Merah Putih.

Prasetyo mengatakan, apa yang disampaikan Prabowo terkait persoalan susu yang disebut-sebut menjadi salah satu komponen termahal dalam program Pangan Bergizi Gratis. Ia mengatakan, ada alternatif lain selain susu kemasan yang selama ini beredar.

“Susu merupakan salah satu komponen termahal dalam makanan bergizi ini. Oleh karena itu, perlu dipertimbangkan alternatif lain selain susu kemasan, mungkin menggunakan susu cair,” kata Prasetyo kepada wartawan di luar Akademi Militer Magelang, Jawa Tengah, Minggu. 27/10/2024).

Prasetyo mengatakan, makanan bergizi gratis merupakan salah satu program prioritas Prabowo. Program baru di Indonesia ini rencananya akan diterapkan secara terbatas mulai 2 Januari 2025.

“Insyaallah mulai Januari (2025) sudah bisa dilaksanakan, tapi sistemnya mungkin belum sempurna karena baru tahun ini negara kita menerapkan program pangan bergizi, tapi negara lain sudah puluhan tahun memilikinya. katanya.

Prasetyo mendoakan terlaksananya makanan bergizi gratis dan bertanya mengapa pada awalnya banyak kelemahan. Selain itu, pada awal penerapannya belum bisa mencakup seluruh Indonesia.

“Harap dipahami bahwa sistem ini pada awalnya tidak sempurna. Lalu mungkin cakupannya tidak bisa mencakup seluruh masyarakat di Indonesia. Kita harus mencari cara di daerah lain, misalnya di pantai terluar, di pulau terluar, di. Wilayah Papua tentu tidak bisa dibandingkan,” ujarnya.

Selanjutnya di setiap daerah akan ada unit pelayanan yang melaksanakan program Pangan Bergizi Gratis. Dalam satu unit layanan, kata Prasetyo, bisa ditargetkan 3.000-4.000 mahasiswa penerima manfaat.

“Selanjutnya rencananya setiap (zona) mampu menampung 3.000 hingga 4.000 siswa,” imbuhnya. (dasi/dasi)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top