Jakarta –
Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mengusulkan ikan kaleng masuk dalam daftar makanan bergizi gratis (MBG) program pemerintahan Presiden Prabowo Subianto. Hal ini untuk meningkatkan asupan protein dan gizi seluruh masyarakat Indonesia.
Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Perikanan KKP Budi Sulistiyo mengatakan, pihaknya saat ini sedang mendata pelaku perdagangan ikan kaleng yang nantinya akan diserahkan ke Badan Pangan Nasional.
“Sekarang semua produknya (ikan kalengan) sudah kita listing, kita rapat koordinasi, akan kita antar, semuanya berjalan. Dalam waktu dekat akan kami sampaikan ke Badan Pangan,” kata Budi kepada wartawan, Selasa (12/11/2024).
“Itu solusi tingkat ketersediaan bahan baku penyulingan, kalau di pesisir pantai dekat dengan ikan segar, tapi kalau masuk ke daratan, tingkat rantai dingin bahan bakunya tidak tercapai. dikembangkan, jadi ikan kaleng jadi salah satu keputusannya,” kata Budi.
Ahli gizi Dr Tan Shot Yen mengatakan ikan kaleng biasanya melalui proses pengalengan. Biasanya beberapa ikan kaleng ditambahkan minyak dan bumbu, seperti garam.
Postingan ini yang jadi masalah, ujarnya saat dihubungi ANBALI NEWS, Selasa (12/11).
“Bisa mempengaruhi nutrisi jika terlalu banyak garam,” lanjutnya.
Menurut Dr. Hal ini mengingat rasa ikan kalengan umumnya berbeda dengan ikan segar. Ia juga memperingatkan potensi risiko kesehatan jika ikan kaleng tidak dikemas dengan benar atau kadaluarsa.
“Anda juga harus memikirkan bahaya toksin botulinum,” ujarnya lagi.
Selain itu, ahli gizi Dr Johannes Chandravinatha, SpGK mengatakan, ikan kaleng biasanya dikemas dalam kotak tertutup rapat dan diolah dengan panas. Pengalengan merupakan salah satu cara mengawetkan pangan dan mampu menjaga kualitas pangan dalam jangka waktu yang lama.
“Tingkat keasaman ikan cukup rendah bagi mikroba untuk berkembang biak. Untuk itu ikan harus disterilkan pada suhu 116-130°C. Temperatur tinggi dicapai melalui pemasakan bertekanan tinggi (pressure cooking),” imbuhnya.
“Kemasannya mencegah mikroorganisme masuk ke dalam ikan yang disterilkan. Jadi meski kalengnya muat, ikan di dalamnya masih bersih,” lanjutnya.
Soal nutrisi, kata Dr. Johannes, tergantung cara memasak ikan kaleng tersebut. Jika ikan kaleng dimasak di mata air, nilai gizinya sama dengan ikan segar.
“Kalau tidak ditambah garam, kalau dimasak dengan minyak, kalori pada ikan kaleng akan bertambah,” lanjutnya.
Bahaya makan ikan kaleng: Jika kalengnya rusak (misalnya terkena gigi), kemungkinan bakteri Clostridium botulinum akan berkembang biak sehingga jika dikonsumsi dapat terjadi botulisme yang dapat mengancam nyawa, tambahnya.
Dr Johannes mengatakan, jika ingin menggunakan ikan kaleng, sebaiknya pilih yang tidak bergigi, bebas lemak, rendah garam dan lemak untuk mencegah risiko kesehatan. Tonton video “Video: Direkomendasikan Sebagai Menu Makanan Bergizi, Seberapa Bergizi Ikan Kalengan?” (suk/suk)