Jakarta –
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. berhasil menurunkan kredit bermasalah (NPL) hingga 2,90% per September 2024. Jumlah kredit “non-performing” dan “non-performing” diketahui mengalami penurunan sekitar Rp750 miliar secara triwulanan. .
Pimpinan BRI Sunarso mengatakan, ada beberapa cara yang bisa dilakukan BRI untuk menurunkan tingkat NPL dan memperkecil portofolio pinjaman.
“Pertama, bagian pemasaran kami fokus pada pertumbuhan pinjaman yang berkelanjutan, tetapi karena pilihan, dan kami memperketat penerimaan risiko dan juga proses penjaminan, dengan menerapkan aturan tata kelola yang lebih ketat,” kata Sunarso dalam keterangan tertulisnya, Rabu (13/11). . . /2024).
Sunarso kemudian menjelaskan, dalam jangka menengah, portofolio pinjaman yang sudah ada di neraca BRI perlu dipersiapkan agar kualitas kredit tetap terjaga.
“Ini sudah menjadi model bisnis di segmen mikro. Jadi di segmen pertama harus agresif mencari kargo, baru ada yang bisa dijaga kondisinya. Itu tugasnya,” kata Sunarso.
Selain itu, bank yang fokus pada pembiayaan usaha kecil dan menengah ini juga rutin melakukan stress test untuk mengetahui fluktuasi portofolio kreditnya.
Terakhir, Sunarso mengatakan portofolio kredit macet yang sudah tidak bisa diselamatkan akan direstrukturisasi.
Lebih lanjut Sunarso mengungkapkan, pihak sebaliknya biasanya melakukan restrukturisasi kredit macet, namun jika tidak ada lagi yang bisa dilakukan maka akan dilakukan write-off atau pencoretan buku kredit macet. Namun proses penagihan akan tetap berjalan dan hasil pengumpulannya adalah pendapatan pemulihan.
“Karena sebenarnya uang kita yang kita simpan dan tarik. Makanya dalam bentuk recovery income. Jadi model bisnis ini harusnya bisa dimengerti oleh seluruh pemangku kepentingan,” ujarnya.
Pendekatan front-to-back bertahap ini menunjukkan strategi BRI untuk mengurangi NPL dan meningkatkan kualitas aset. Saksikan video “Rasa Tongseng Kambing Masak Batubara” (prf/ega)
