Jakarta –
Tingkat kepemilikan mobil di Indonesia masih sangat rendah dibandingkan negara lain di Asia Tenggara. Faktanya, Indonesia memegang posisi pemimpin pasar di kawasan.
Menurut data Kementerian Perindustrian (Kemenperin), pangsa pasar penjualan mobil di Indonesia mencapai 30 persen. Angka tersebut mengalahkan Malaysia sebesar 24 persen dan Thailand sebesar 23 persen. Namun, Indonesia tidak masuk dalam tiga besar daftar “kepemilikan mobil di ASEAN”.
“Kita lihat saat ini (tingkat kepemilikan mobil) di Indonesia saja 99/1000 atau 1/10 orang. Jadi sebenarnya dari sudut pandang pasar, ini sangat kuat,” kata Andi Oscar La Galigo selaku ketua umum. Industri Alat Angkutan Darat Bermotor Non Listrik Baterai Kerja (KBLBB), Direktorat Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Angkut dan Elektronika (ILMATE) Kementerian Perindustrian di Kuningan, Jakarta Selatan.
Andi menegaskan, rendahnya angka properti ini harus menjadi peluang bagi produsen roda empat di Indonesia. Karena tenaganya masih sangat besar. Hal ini tentu saja merujuk pada jumlah penduduk yang berjumlah 270 juta jiwa.
Meski memiliki penjualan domestik tertinggi, Indonesia masih memiliki pangsa kepemilikan mobil yang kecil. Hal ini menandakan potensi pasar mobil di Indonesia masih menjanjikan, ujarnya.
Menurut data yang dihimpun Kementerian Perindustrian, Indonesia hanya menempati peringkat kelima dalam daftar ‘Rasio Kepemilikan Mobil di ASEAN’. Faktanya, Indonesia jauh lebih kecil dibandingkan negara tetangga seperti Brunei dan Malaysia.
Brunei menjadi negara ASEAN dengan share tertinggi yakni 805/1000 atau 8/10. Hal ini menunjukkan jumlah penduduk wilayah tersebut adalah 80/1000 di ASEAN Indonesia: 99/1000. 34/1000 Myanmar: 20/1000. Saksikan video “Video GBK ‘breaking’ jelang Timnas Indonesia vs Jepang” (sfn/dry)