Jakarta –
Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) menjalin kerja sama besar dengan Bersama Digital Data Center (BDDC) untuk mendukung pertumbuhan ekonomi digital di Indonesia. Hasil kolaborasi ini berujung pada terciptanya pusat data bernama JST1.
“Jadi hari ini kita akan menyaksikan peluncuran JST 1, dan bekerja sama dengan APJII, kami juga akan meluncurkan pengoperasian APJII Internet Exchange yang kedua di Jakarta,” kata Komisaris Utama BDDC Setyanto Hantoro kepada BDDC JST1, Jakarta Timur. Jakarta.
Ketua Umum APJII Muhammad Arif berharap kehadiran Indonesia Internet Exchange JK2 dapat mendukung penuh pertumbuhan penyedia layanan Internet di Tanah Air. Selain itu, mereka ingin pusat data ini dapat memperkuat kualitas data di Indonesia Internet Exchange.
Setianto menjelaskan alasan mereka memilih Jakarta dibandingkan membangun data center yang jauh dari pemukiman. Katanya, karena kalau bicara data center, ada dua hal yang berkaitan.
“Ada yang namanya edge data center atau pusat data pusat kota. Itu untuk urusan cepat. Misalnya mudah transaksi perbankan. Kalau kita mau transaksinya cepat kan? Tapi begitu transaksi selesai, datamu disimpan sebagai data akun, mending data centernya dipindah saja karena masalah latensi,” kata Setyanto.
Maka dari itu, kata dia, harus ada perpaduan data center di dalam dan di luar kota. Oleh karena itu, jelasnya, JST1 dirancang sebagai pusat data di dalam kota.
Untuk data center di luar kota, BDDC sudah memiliki fasilitas terdekat di Dan Mogot. Kemudian mereka membangun satu lagi di Sikarang.
Setyanto mengatakan pertumbuhan data center di Indonesia sangat besar. Namun menurutnya, saat ini ketersediaan data center di dalam negeri belum seimbang dengan permintaan.
“Tidak seimbang kedua belah pihak. Pertama, dari segi kapasitas atau jumlahnya sendiri masih kurang,” kata Setyanto.
Saat ini kapasitas di Indonesia hanya 4-6% dari kebutuhan data center saat ini, tambah Setyanto. Ini bisa menjadi peluang besar, tegasnya, tapi di satu sisi, ini adalah berita yang menyedihkan.
Pasalnya, Indonesia membutuhkan banyak data center untuk mendorong digitalisasi industri dan pertumbuhan ekonomi digital. Faktanya, ketersediaan pusat data di dalam negeri masih rendah.
Karena itulah BDDC ingin berkontribusi dalam pembangunan infrastruktur digital tersebut. Dalam hal ini, mereka bekerja sama dengan APJII dan menyediakan dua dari sekian banyak infrastruktur dasar yang mampu mendorong pertumbuhan ekonomi digital.
“Ini dua data centernya sendiri, satu lagi titik kumpulnya yang kita namakan Internet Exchange. Hari ini kita lihat dua hal itu bersamaan,” kata Setyanto.
Arif menjelaskan secara sederhana Internet Exchange ibarat bandara, hub pertukaran trafik Internet di Indonesia. Nah, internet exchange ini dijalankan oleh APJII yang diklaim sebagai tumpuan ekosistem digital tanah air. Saksikan video “Usulan APJII ke Pemerintah di Starlink: Tinjauan Kesehatan ISP Lokal” (hps/fay)