Jakarta –
Kontes serupa dengan Nicolas Saputra membuat heboh dunia maya. Acara yang digelar di Gelora Bung Karno (GBK) ini berhasil menarik perhatian netizen dengan banyaknya peserta yang mengaku mirip pemeran Ranga di film ‘Ada Apa Dengan Cinta’.
Selain hebohnya persaingan, teori laki-laki mempunyai tujuh anak kembar tersebar luas di seluruh dunia. Lantas bagaimana bisa ada orang yang tidak berkerabat tapi berwajah sama?
Banyak peneliti telah mempelajari kemiripan wajah, yang sering disebut doppelganger. Para ilmuwan menyebutkan kemungkinan seseorang melahirkan ‘kembar’ sangat tinggi, karena banyaknya gen yang mempengaruhi penampilan wajah.
“Ada banyak gen yang berkontribusi pada hal-hal seperti struktur wajah dan rambut, mata dan warna kulit,” Dr. Arthur Baudet, profesor genetika molekuler dan manusia di Baylor College of Medicine, mengatakan kepada Live Science di Houston.
Tentu saja, anggota keluarga rata-rata lebih mirip dibandingkan individu yang tidak berkerabat, hal ini menunjukkan bahwa wajah manusia diwariskan.
Selain itu, orang-orang dari ras yang sama sering kali memiliki gen yang sama. Misalnya, orang Asia Selatan berambut gelap dan berkulit putih, sedangkan orang Skandinavia berambut keriting dan berkulit terang.
“Anda tidak akan menemukan orang Asia dan Eropa yang terlihat hampir sama,” kata Beaudet.
Kelompok etnis terbesar adalah Han Cina (sekitar 1,3 miliar orang) dan Hindustan (mungkin 1,2 miliar orang dari Asia Selatan). Jika Anda termasuk dalam salah satu kelompok tersebut, secara teori, peluang Anda untuk bertemu dengan orang serupa lebih besar.
Sementara itu, dalam jurnal Cell Reports, para ilmuwan mengemukakan bahwa beberapa orang mungkin memiliki fitur wajah yang sama karena variasi genetik yang sama.
Dalam penelitian tersebut, orang-orang dengan wajah serupa diuji menggunakan perangkat lunak pengenalan wajah. Selanjutnya, para peneliti menganalisis genetikanya.
“Orang-orang ini sangat mirip karena mereka memiliki bagian penting dari genom atau rangkaian DNA,” kata Dr. Manel Esteller, peneliti di Josep Carreras Leukemia Research Institute di Barcelona. Saksikan video “KuTips: Tips Menghindari ‘Coma Hour’!” (dia)