Jakarta –
Penyakit misterius telah membunuh banyak orang di Republik Demokratik Kongo. Antara 67 dan 143 orang diperkirakan meninggal di area kesehatan Panzi di negara bagian Kwango di barat daya negara itu, menurut wakil gubernur negara bagian tersebut, Remy Saki.
Ahli epidemiologi di wilayah tersebut mengatakan bahwa perempuan dan anak-anak lebih terkena dampak wabah penyakit ini. Kementerian Kesehatan, Sanitasi dan Jaminan Sosial di negara tersebut melaporkan hal ini dalam pesannya
Wabah penyakit ini di negara tersebut disebut “sangat mengkhawatirkan” oleh pemimpin masyarakat sipil Cephorien Manzanza, yang mengatakan jumlah orang yang terinfeksi terus meningkat.
“Panzi itu kawasan kesehatan pedesaan, jadi ada kendala dalam penyediaan obat-obatan,” ujarnya. Manzanza, dikutip dari SKY News.
Orang-orang yang terkena wabah diyakini meninggal di rumahnya karena kurangnya perawatan. Kementerian Kesehatan Republik Demokratik Kongo juga mengingatkan agar jenazah orang yang meninggal tidak boleh ditangani tanpa campur tangan pemerintah.
Warga juga diimbau menghindari pertemuan besar dan mematuhi aturan kebersihan dasar, termasuk sering mencuci tangan dengan sabun dan air.
Kementerian juga menyampaikan belasungkawa kepada keluarga yang terkena dampak tragedi ini.
Di sisi lain, Anne Rimoin, ahli epidemiologi di Universitas California, Los Angeles, yang bekerja di Kongo sejak 2002, mengatakan bahwa diagnosis penyakit ini mungkin sulit dilakukan karena terbatasnya infrastruktur kesehatan di negara tersebut.
Ia mengatakan masalah kesehatan dasar, termasuk malaria dan malnutrisi, juga terjadi pada sebagian masyarakat.
Simak video “Rencana Menteri Kesehatan Kongo Prioritaskan Penerima Vaksin Mpox” (suc/suc)