Jakarta –
Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Mendukbanga) dan Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN) Wihaji mengungkap beberapa alasan mengapa fenomena tidak memiliki anak mulai banyak terjadi di masyarakat. Hal ini menjadi sorotan setelah data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa 71.000 perempuan berusia 15 hingga 49 tahun memutuskan untuk menyerahkan anak pada tahun 2023.
Vihaji mengatakan, ada tiga faktor yang menyebabkan seseorang merelakan anak: faktor ekonomi yang membuat semakin sulit atau langka untuk memiliki anak, jalur karier yang masih ingin dijalani, dan pergeseran budaya.
“Setelah kita analisa, ada tiga alasannya: ada ekonomi, ada karir, dan ada budaya. Tapi saya yakin budaya Indonesia berbeda dan tidak perlu takut. Insya Allah bagus” Kamis (12/5/2024) Jabar Wihaji bertemu dengan perwakilan media di Kabupaten Karawang.
Meski Wihaji mengatakan situasi tersebut tidak akan mempengaruhi demografi Indonesia, ia mengatakan timnya akan tetap membantu masyarakat. Ia ingin memastikan Planned Parenthood dapat terus melayani masyarakat dalam hal kebutuhan dan harapan.
Ia mengaku akan tetap menghormati keputusan perempuan yang memutuskan untuk menunda memiliki anak atau bahkan memutuskan untuk tidak memiliki anak.
“Menurut saya, ini hanya sekedar keinginan atau dugaan. Saya tidak yakin, tapi saya akan tetap menghormatinya. Sebagai menteri saya akan menghormati pilihan itu, tapi sebagai orang materil saya pastikan kami juga hadir,” ujarnya.
Masalah ekonomi menjadi alasan utama perempuan memutuskan untuk tidak memiliki anak. Selain itu, keinginan perempuan untuk mendapatkan pendidikan dan karir yang lebih baik juga diketahui mempengaruhi hal ini.
Diperkirakan saat ini terdapat 1.000 perempuan di Indonesia yang memutuskan untuk merelakan anak.
Tonton video “Pendapat Dokter tentang Alasan Beberapa Pria Ingin Vasektomi” (avk/up)