Jakarta –
Dengan sukses menerapkan efisiensi logistik ekspor-impor, LNSW menargetkan 6 potensi pengembangan tersebut
Berdasarkan kajian Prospera 2023, transformasi digital perizinan yang dilakukan National Single Window Institute (LNSW) telah mampu meningkatkan waktu dan biaya logistik ekspor-impor.
Misalnya pada layanan Do Online efisiensi waktu sebesar 40,3% dan biaya 25,7%. SP2 Online mampu mengefisienkan waktu sebesar 43% dan biaya sebesar 32,4%.
Sedangkan SSm mempercepat waktu QC hingga 73,4% dan biaya sebesar 46,1%. Efisiensi waktu dan biaya SSm Carrier masing-masing sebesar 21,6% dan 45%. Sedangkan SSm Licensing menghemat 56,4% waktu dan 97,8% biaya.
Pemimpin LNSW Oza Olavia mengungkapkan pihaknya juga telah melakukan berbagai pengembangan di Indonesia National Single Window (INSW) untuk memperkuat logistik ke depan.
Pertama, Oza mengatakan LNSW akan memperkuat Maritime Single Window (MSW) dengan berkoordinasi dengan Kementerian Perhubungan (Kemenhub) untuk mengintegrasikan layanan di pelabuhan.
Artinya memperluas INSW untuk berintegrasi dengan pelabuhan sesuai amanat International Maritime Organization. Jadi IMO minta single window, teman-teman pelayaran minta kita bantu LNSW dengan single port window, kata Oza. Acara temu media. : APBN mendorong penguatan logistik untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, Jakarta, Jumat (6/12/2024).
Kedua, Oza juga menyampaikan bahwa LNSW akan mengembangkan penelusuran dan pemantauan nasional yang dilakukan untuk memenuhi salah satu parameter penilaian Otoritas Pengelola Investasi (LPI).
“Kalaupun tidak terserah kita, setidaknya ada beberapa hal yang bisa kita lakukan. Ke depan,” jelasnya.
Ketiga, Oza juga mengaku berharap bisa menjadi platform National Logistics Ecosystem (NLE) yang menyediakan fasilitas B2G dan G2G untuk pengurusan dokumen karantina, larangan dan pembatasan.
“Kami juga berharap bisa masuk ke B2B, serta fasilitasi business-to-business,” ujarnya.
Keempat, LNSW juga mendorong program perdagangan digital yang saat ini banyak digunakan dalam program terkait perdagangan internasional seperti e-invoice dan e-B/L. Untuk mendorong hal tersebut, menurut Oza, diperlukan portal untuk mengambil data dari dokumen-dokumen tersebut.
Kelima, LNSW juga berupaya mengembangkan teknologi di bidang logistik sesuai kebutuhan era digital dimana data merupakan hal yang sangat penting.
“Teknologi seperti AI, analitik, pembelajaran mesin, blockchain,” tegasnya.
Selain itu, Oza juga mengakui LNWS memiliki paten blockchain untuk pendanaan yang dilakukan melalui kerja sama dengan IPB dan LPDP.
“Jadi kita sudah punya patennya, namanya blockchain INSW. Kita harapkan bisa dikembangkan lebih lanjut, apalagi kemarin kita kembangkan di sisi Do Online dan kita kembangkan juga di SP2,” jelasnya.
Terakhir, Oza mengatakan Kementerian Perdagangan (Kemendag) telah menerbitkan aturan perdagangan angkutan antar pulau. Berdasarkan peraturan tersebut, LNSW juga berupaya mengembangkan layanan transportasi antar pulau.
“Di sini kami mencoba membantu perbaikan distribusi barang melalui sistem yang kami buat di National Single Window Institute,” tutupnya. (kilo/kilo)