Jakarta –
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI) berupaya untuk selalu hadir memberikan solusi keuangan kepada pegawai di tanah air. Kolaborasi PT Bumi Siak Pusako (BSP), salah satu Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Pekanbaru yang bergerak di bidang migas, untuk memberikan layanan program dana kompensasi atau dana pensiun pasca kerja menjadi bukti keseriusannya.
Kemitraan ini ditandai dengan penandatanganan perjanjian kemitraan antara Direktur PT Bumi Siak Pusako Iskandar dengan Ketua Dewan Pengurus Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK) BNI Ikhwani Fauzana di Jakarta baru-baru ini.
“Kemitraan ini merupakan bukti kepercayaan instansi dan lembaga di seluruh tanah air terhadap BNI Group dalam mengelola solusi keuangan, termasuk dana pensiun pegawai. Kami berharap cakupan DPLK BNI semakin luas dan membantu lebih banyak pegawai dalam menyelesaikan permasalahan lamanya. usia,” kata Okki Rushartomo, Sekretaris Perusahaan BNI, dalam keterangan tertulis, Rabu (12/04/2024).
Dijelaskannya, sejak 5 Juli 1994, DPLK BNI mengelola dana pensiun berbagai instansi dan perusahaan di tingkat nasional. Saat ini DPLK BNI menjadi market leader di sektor DPLK dengan dana kelolaan mencapai Rp32,38 triliun hingga September 2024 atau pangsa pasar 22,97%. .
“DPLK BNI telah berpengalaman hampir 30 tahun dalam mengelola berbagai paket investasi dengan menjamin imbal hasil yang optimal, dan juga dilengkapi dengan saluran elektronik yang memudahkan penelitian, simulasi dan transaksi bagi nasabah sehingga meningkatkan loyalitas peserta,” ujarnya.
Sementara itu, Ikhwani Fauzana, Ketua Dewan Pengurus DPLK BNI, mengatakan hanya 12 persen dari hampir 25 juta penduduk Indonesia yang telah menyiapkan program pensiun. Hal ini menunjukkan belum optimalnya pemahaman terhadap pentingnya program pensiun bagi setiap pegawai.
Ikhvani mengimbau masyarakat serius mempersiapkan hari tua. Semakin cepat Anda mengikuti program pensiun, semakin rendah iuran yang akan Anda bayarkan, namun semakin banyak uang yang akan Anda hemat.
“Mengingat tantangan tersebut, diperlukan upaya serius untuk mengatasi situasi ini dan memulai perencanaan pensiun untuk meningkatkan kesejahteraan karyawan,” kata Ikhwani. (acd/acd)