Jakarta –
Tidur yang cukup sangat diperlukan bagi setiap orang. Tidur yang berkualitas memberikan dampak positif tidak hanya pada kesehatan fisik, tetapi juga pada kesehatan mental, kualitas hidup, dan keselamatan tubuh secara keseluruhan.
Beberapa orang berpendapat bahwa tidur 7 hingga 9 jam per malam sudah cukup. Meskipun kurang tidur dapat menyebabkan masalah kesehatan, terlalu banyak tidur justru dapat membahayakan tubuh Anda.
“Ketika Anda bangun terlambat untuk mengejar ketertinggalan, itu disebut tidur restoratif. Namun jika Anda melakukannya secara teratur dan tidur lebih dari 8-9 jam sehari, Anda tidur berlebihan,” kata dokter tersebut. Sophia Khan, MD, spesialis gangguan tidur.
Lantas, apa saja tanda-tanda seseorang terlalu banyak tidur dan risiko gangguan kesehatan yang menyertainya? Mengutip Everyday Health, berikut penjelasannya.
Tidur terlalu banyak seringkali menandakan adanya masalah fisik, seperti gangguan tidur atau kondisi kesehatan lainnya. Penelitian menunjukkan bahwa orang dengan kondisi berikut mungkin mengalami ketiduran: Obesitas Penyakit jantung Diabetes Restless Leg Syndrome atau Sindrom Kaki Gelisah Bruxism atau kebiasaan menggemeretakkan gigi atau kebiasaan mengatupkan rahang atas dan bawah secara paksa tanpa disadari Nyeri kronis Gangguan tidur seperti Sleep apnea, insomnia atau narkolepsi Depresi atau kecemasan: Orang yang menderita kondisi berikut ini terlalu banyak tidur dan hal ini terlihat dari berbagai gejala yang muncul pada tubuh. Hal ini termasuk: merasa lelah di siang hari, pusing, sakit kepala, energi rendah, perubahan suasana hati, kesulitan bangun dari tempat tidur, kekurangan energi, mengabaikan jam alarm
Shannon Makekaw, MD, kepala pengobatan paru-paru dan kepala pengobatan tidur di Kaiser Permanente di Honolulu, Hawaii, mengatakan terlalu banyak tidur dapat menyebabkan masalah kesehatan berikut: peningkatan kelelahan, penurunan energi, penurunan fungsi sistem kekebalan tubuh, perubahan respons stres, dan peningkatan kualitas tidur. Risiko penyakit kronis seperti jantung, diabetes, dan obesitas dapat meningkatkan risiko kematian.