Jakarta –
Menteri Sosial Saifullah Jusuf mengatakan, untuk mengatasi dampak kenaikan PPN sebesar 12% pada tahun depan, ditawarkan bantuan sosial khusus. Menurutnya, sejauh ini wacana tersebut belum dibahas.
Hari ini, pria bernama Gus Ipul itu berkunjung ke Istana Kepresidenan untuk melaporkan kepada Presiden Prabowo Subianto mengenai konsolidasi data khususnya terkait kemiskinan.
“Belum, belum, belum, belum,” jawab Gus Ipul saat ditanya peluang bansos mengatasi dampak kenaikan PPN sebesar 12 persen, Selasa (26 November 2024).
Menurut dia, yang terpenting saat ini adalah menyelesaikan terlebih dahulu konsolidasi data kemiskinan yang tersebar di berbagai kementerian dan lembaga. Dengan demikian, jika ada program bansos baru, pendataannya akan lebih baik.
“Kita lihat saja nanti. Sekarang yang penting datanya dipastikan dulu, kalau datanya jelas baru dipakai untuk apa. Itu yang pertama, buat saya itu yang pertama.” jelas Gus Ipul.
Ditanya apakah Presiden Prabowo Subianto memberikan perhatian khusus terhadap dampak kenaikan PPN 12%, Gus Ipul menjawab iya. Namun, tidak ada rencana politik yang dibahas terkait hal ini.
“Iya tentu banyak hal yang menjadi perhatian Presiden, ya semuanya, ini yang menjadi perhatian Presiden,” kata Gus Ipul.
Sementara itu, Menteri Koordinator Pemberdayaan Masyarakat Muhaimin Iskandar mengatakan masyarakat kelas menengah dan kelompok miskin yang rentan harus mengetahui bahwa mereka akan terkena dampak kenaikan PPN sebesar 12%.
“Selama ini kita harus memperhatikan kategori menengah dan miskin. Nah untuk jenis dan modelnya misalnya, relief yang harus diberikan berbeda-beda,” kata pria yang akrab disapa Cak Imin itu di tempat yang sama. . .
“Pada dasarnya semuanya sedang berjalan,” kata Cak Imin.
Tonton videonya: PPN naik hingga 12%, menimbulkan kekhawatiran
(p/rd)