Basuki Hadimuljono, ‘Daendels RI’ yang Rumahnya Tergusur Jalan Tol

Jakarta –

Lahir pada tanggal 5 November 1954 di Surakarta, Basuki Hadimulajono hampir menginjak usia 70 tahun. Selama sepuluh tahun terakhir, Basuki menjabat sebagai Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) di pemerintahan Presiden Jokowi. Dia telah mengundurkan diri dari jabatannya pada Minggu depan sebagai bagian dari proses transisi resmi.

Selama 10 tahun pemerintahan Jokowi, Basuki merupakan menteri yang banyak menyita perhatian. Dengan tingkahnya yang lucu, Basuki kerap membuat orang-orang disekitarnya tertawa. Tak hanya itu, ia dinilai berperan besar dalam pembangunan infrastruktur.

Rupanya, kementerian yang dipimpinnya merupakan salah satu tugas Jokowi untuk mewujudkan program strategis yang digagas Kabinet. Tak heran jika banyak nama yang dikaitkan dengan Basuki, ada yang menyebutnya sebagai bapak infrastruktur, ada pula yang menyebutnya sebagai bapak Daendels Indonesia.

Basuki sendiri merupakan alumnus Universitas Gadja Mada bidang Teknik Geologi angkatan 1979. Beliau memperoleh gelar Master of Science di bidang Civil Engineering dari Colorado State University, Amerika Serikat pada tahun 1992 dan gelar Doctor of Science di bidang Civil Engineering dari universitas yang sama.

Sekembalinya ke Indonesia, Basuki saat itu menjadi satu-satunya pegawai Kementerian Pekerjaan Umum yang bergelar doktor. Pada tahun 2004 hingga 2005, beliau menjabat sebagai Ketua Kelompok Kerja Rehabilitasi Sumber Daya Alam Pasca Tsunami NAD.

Pada akhir tahun, ia memimpin tim independen untuk menilai kerusakan yang terjadi di Jalan Tol Purbaluni dan menjadi anggota tim nasional untuk mengurangi kerawanan pangan di Yahukimo-Papua. Ia juga menjabat sebagai Ketua Tim Pengelolaan Lumpur Nasional CedarJoe pada tahun 2006-2007.

Karier Basuki terus menanjak, hingga pada usia 49 tahun ia berhasil menduduki jabatan Direktur Jenderal (Dirgen) Sumber Daya Air (SDA). Setelah itu ia menjadi Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pekerjaan Umum. Pada tahun 2007 hingga 2013, Basuki diangkat menjadi Irjen Kementerian Pekerjaan Umum.

Setelah itu, ia beralih menduduki jabatan Direktur Jenderal Penataan Ruang Kementerian Pekerjaan Umum selama satu tahun. Hingga tahun 2014. Pada periode pertama Jokowi, Basuki menjabat sebagai Menteri PUPR pada tahun 2014 hingga 2019. Pada era pasca Basuki, yakni pada tahun 2019 hingga tahun 2024

Basuki yang dikenal sebagai sosok sederhana namun berhati besar, bahkan rumah pribadinya sempat tergusur karena terkena proyek tol Bekasi-Kawang-Kampung Melayu (Bekakayu). Hal itu terungkap melalui Twitter Mahfud MD. Mahfud memuji Basuki yang rela mengorbankan rumahnya untuk proyek jalan tol.

Basuki sendiri sempat mengungkapkan hal tersebut pada Desember 2018 lalu. Berbicara soal penyediaan hunian bagi generasi milenial, Basuki mengaku rumahnya terdampak proyek tol Bekasi-Kawang-Kampung Melayu (Bekakayu). Basuki juga mengatakan, ini merupakan kali pertama sepanjang sejarah rumah menteri dibongkar.

Katanya, “Ini pertama kali dalam sejarah rumah menteri dibongkar, tapi saya bilang kalau (jalan tol) tidak diganti, nanti terjadi. Biar saya tunggu ganti ruginya.”

Rumah Basuki diduga berada di Perumahan Pengairan Rawa Semut Bekasi Timur. Rumah ini kemungkinan besar akan dilewati proyek Tol Bekay yang memanjang hingga Tambun Selatan, Bekasi.

Basuki diketahui menjadi satu-satunya menteri yang belum memiliki WhatsApp karena menggunakan ponsel jadul. Di berbagai kesempatan, ia sering terlihat menggunakan ponsel jadul dan menggunakan pesan SMS singkat untuk berkomunikasi ANBALI NEWS sendiri beberapa kali menghubungi Basuki melalui SMS dan selalu dibalas. Ia pernah mengatakan bahwa pada 14 November 2023, ponselnya adalah Nokia lama.

Namun belakangan Basuki mengaku punya ponsel baru yang canggih. Hal itu terungkap saat kunjungan Perdana Menteri Timor Leste Janana Guosma ke Istana Kepresidenan di Bogor, Jawa Barat awal tahun ini.

Di tengah pembicaraan para menteri lainnya, Basuki justru menggunakan ponsel pintarnya untuk memotret para jurnalis yang hadir di sana. Dalam kunjungan tersebut, para menteri terlihat mengobrol santai sebelum keberangkatan Jokowi dan Janana. Bersama Basuki yang ikut mengobrol

Namun Basuki tiba-tiba menyapa wartawan tersebut dengan melambaikan tangan. Beberapa saat kemudian, Basuki mengeluarkan ponsel dari sakunya dan mengklik foto-foto para jurnalis tersebut. Menariknya, Basuki kini menggunakan smartphone yang dilengkapi fitur kamera

“Ponsel baru, Pak?” tanya seorang reporter. Namun Basuki tak memberikan jawaban apapun mengenai hal tersebut.

Tak jelas ponsel apa yang digunakan Basuki. Jelas ukurannya tidak sama dengan ponsel berjenis iPhone yang diproduksi Apple. Terdapat dua buah kamera berukuran besar di bagian belakang ponsel. Warna asli ponsel tidak terlihat karena di dalamnya terdapat pelindung (case) ponsel.

Selain menjadi menteri, Basuki juga terlihat berprofesi sebagai fotografer. Basuki kerap terlihat sebagai fotografer lepas dari acara dalam negeri hingga acara internasional. Misalnya saja saat Indonesia menjadi tuan rumah KTT G20 pada tahun 2022

Saat Jokowi dan tamunya mengunjungi cagar alam bakau di Bali, Basuki berpenampilan seperti seorang fotografer. Keaktifan Basuki bergaya fotografer terlihat dari pintu masuk kawasan Taman Hutan Raya (Tahura) Ngurah Rai, Bali.

Saat itu, Basuki terlihat mengenakan kaos polo putih lengan pendek dan topi terbalik. Gaya Basuki ini jauh berbeda dengan penampilan Jokowi yang terlihat sebagai menteri yang sibuk mendokumentasikan berbagai momen. Basuki terkadang kedapatan menangis oleh fotografer asing saat berpamitan dengan Kementerian PUPR.

Jumat pekan lalu, Basuki mengucapkan selamat tinggal kepada jajaran Kementerian PUPR. “Itu momen yang sulit,” kata Basuki. Apalagi mengingat hampir separuh hidupnya ia sudah bekerja di Kementerian PUPR

“Ini benar-benar hariku, 2-3 hari ini benar-benar milikku, berat sekali hari-hari ini yang aku lalui. Tapi aku tahu aku harus menghadapinya. Karena kalau bersatu pasti ada perpisahan. Ada a awal, akhir,” kata Basuki.

Di momen terakhir ini, Basuki tak lupa mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada media dan jajaran PUPR selama menjabat. Ia pun meminta maaf dengan sepenuh hati.

“Saya ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada mereka yang telah datang ke sini dan meminta maaf atas kesalahan yang saya buat selama percakapan kita yang tidak sesuai harapan,” ujarnya.

Kemarin malam saat hendak pulang dari kantornya, Basuki akhirnya menangis tersedu-sedu. Mereka bermalam di tempat yang disebutnya rumahnya. Basuki pamit sambil berkata, “PU itu rumahku, bukan kantor keluar. “

Status Kementerian PUPR kelas satu, banyak pegawai PUPR dan kontingen media berkumpul di lobi untuk menemuinya. Basuki menyempatkan diri menyapa dan memeluk mereka satu per satu. Dia mulai menangis saat dia berjalan menuju pintu lobi.

Basuki melambai kepada anak buahnya. Mereka juga meluangkan waktu untuk membungkuk dan memberikan penghormatan kepada jenazahnya. Saat dia berjalan menuju mobilnya, tepuk tangan dan nyanyian ‘kami cinta kamu’ terdengar. Begitu dia mulai duduk di dalam mobil, air matanya semakin mengalir. Wajahnya semakin merah karena suara tangisan.

Basuki mengucapkan dengan ciuman selamat tinggal, aku cinta kalian semua. (FDL/FDL)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top