Jiuhuang-
Sebuah kota resor pegunungan yang populer di provinsi Sichuan, Tiongkok, dilaporkan mengizinkan para pelancong untuk membawa pulang babi hutan secara gratis. Tapi yakinlah, dapatkan sendiri.
Menurut Oddity Central, Sabtu (19/10/2024), di lokasi tersebut pengunjung bisa membawa masuk babi hutan yang ditangkap dengan tangan kosong.
Babi hutan merupakan hewan yang kuat dan sangat berbahaya terutama di alam. Beratnya bisa mencapai 300 kg dan memiliki kecepatan hingga 70 km/jam.
Tak hanya besar dan lincah, babi hutan juga bisa merobek banyak benda dengan gadingnya yang tajam. Namun, jika traveler ingin tantangan, ia bisa mencoba aktivitas yang tersedia di Jiuhuang Mountain Scenic Area di Sichuan, Tiongkok.
Foto dan video wisatawan yang asyik mengejar babi hutan menjadi viral di media sosial Tiongkok. Namun banyak netizen yang mempertanyakan keaslian foto tersebut dan mengapa para pelancong rela mempertaruhkan nyawa.
Namun ternyata, aktivitas menakutkan ini menjadi sangat populer di Kawasan Pemandangan Gunung Jiuhuang sejak tahun 2013. Menariknya, tidak ada korban luka serius yang dilaporkan akibat aktivitas ekstrem tersebut.
Banyak sumber yang memberitakan, saat objek wisata Gunung Juhuang memulai aktivitas aneh tersebut, mereka tidak hanya memperbolehkan pengunjung membawa babi secara gratis, tetapi juga memberikannya sebesar 10 ribu yuan atau sekitar Rp 21,8 juta dengan kurs saat ini.
Namun, dengan dihapuskannya hadiah uang, satu-satunya hadiah saat ini hanyalah hewan buruan.
Sementara itu, situs Juhuang Mountain Scenic Area menyatakan bahwa babi liar sebenarnya tidak liar. Mereka adalah babi hutan generasi kedua yang dibesarkan di penangkaran dan tidak memiliki gading.
Artinya naluri babi ditekan dan tidak bisa menyakiti manusia. Namun, risiko interaksi dengan hewan masih kecil.
Selain itu, wisatawan juga tidak bisa sembarangan membawa babi. Penumpang hanya boleh memegang dengan tangan kosong dan tidak boleh memegang babi dengan berat kurang dari 30 kg. Saksikan “Video: Tiongkok mengirimkan 3.600 paket medis ke Beirut, Lebanon” (Sep/WSW)