Jakarta –
Kanker serviks merupakan salah satu penyakit kanker yang paling banyak menyerang wanita Indonesia. Namun sayangnya, kanker ini seringkali terlambat terdeteksi sehingga pasien baru terdiagnosis pada stadium akhir.
Sebab, kanker serviks tidak menunjukkan gejala sama sekali. Obstetri dan Ginekologi Konsultan Onkologi Dr Kartiwa Hadi Nuryanto, SpOG(K)Onk mengatakan hal ini akan membuat banyak wanita mengira dirinya sudah mengidap kanker rahim.
Jika gejala terdeteksi, beberapa gejala awal kanker serviks mungkin termasuk pendarahan setelah berhubungan intim, keluarnya cairan tidak normal dari alat kelamin yang berbau, dan pendarahan di antara menstruasi.
Misalnya kalau stadiumnya besar, susah buang air besar dan kecil, sakit pinggang makin parah, perut akhirnya kaki bengkak,” ujar dr. Karthiva pada pertemuan ini. tim media, Tiongkok (29/11/2024).
Penyebab utama kanker serviks adalah human papillomavirus (HPV). Dr. Kartiva menjelaskan, jenis HPV penyebab kanker serviks yang paling umum adalah tipe 16 dan 18.
Ia mengatakan, proses berkembangnya kanker serviks akibat virus HPV membutuhkan waktu yang sangat lama, bahkan bisa memakan waktu 15-20 tahun. Dr. Kartiva juga menjelaskan, infeksi HPV seringkali kambuh sebelum kanker serviks.
Hal ini memungkinkan untuk mencegah kanker serviks sejak dini. Pemeriksaan rutin sebaiknya dilakukan setiap lima hingga sepuluh tahun sekali, meskipun Anda tidak menunjukkan gejala.
“Jadi kita lihat infeksi ini bisa hilang, tapi kalau ketahuan lagi akan menyebabkan kanker serviks. “menjadi.” Kata Dr. Kartiva.
Pencegahan juga dapat dilakukan dengan vaksin kanker serviks yang sudah tersedia.
Jika skrining dilakukan sejak dini dan rutin, maka peluang untuk menemukan kanker serviks pada stadium awal akan lebih besar. Dengan begitu, perawatan dan pengobatan terhadap pasien bisa lebih efektif. Tonton video “Video: Tak Perlu Malu, Ada Cara Mandiri Deteksi Cepat Kanker Serviks” (avk/naf)