Mataram –
Seorang pria penyandang disabilitas seksual terlihat berkelahi dengan korban di Nangko Homestay IWAS, Mataram. Mereka berjuang untuk membayar sewa!
Banyak fakta yang terungkap dalam terulangnya kasus kekerasan seksual yang melibatkan pria diduga penyandang disabilitas bernama IWAS. Pria tak bersenjata itu rupanya sempat adu mulut dengan korban berinisial MA di Nang’s Homestay, Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB).
Pengacara IWS Ainuddin mengatakan, ada perselisihan dengan korban terkait pembayaran kamar di penginapan tersebut.
IWS meminta kepada korban, katanya, ganti rugi akan dibayarkan saat ia kembali ke rumah.
“Dia (korban) minta uang dan IWAS tidak bisa memenuhinya karena saat itu uangnya tidak ada. Tapi dia saat itu menginginkannya, sehingga dia (korban) marah,” kata Ainuddin. Rabu (12/11/2024) Tim media mengikuti proses rekonstruksi di Jalan Udayana, Mataram.
Menurut Ainuddin, perkelahian bermula saat korban dan IWAS berada di ruang tamu. Ia mengatakan, saat keluar dari penginapan dan menuju Jalan Udayana, khususnya di sekitar Islamic Center NTB, pertengkaran kedua pihak terus berlanjut.
Ainuddin berharap pemulihan hari ini bisa memberikan titik terang terhadap permasalahan hukum.
“Dalam rekonstruksi ini, permasalahan utama terlihat jelas,” imbuhnya.
Selain informasi, IWAS menayangkan 49 adegan selama masa pemulihan kasus pelecehan seksual terhadap siswi di Mataram. Tiga TKP direkonstruksi di jalan sekitar Taman Udayana Mataram, Nangko Homestay dan NTB Islamic Center.
Direktur Reserse Kriminal Umum (Dirreskrimum) Polda NTB Kombes Sharif Hidayat mengatakan, ada dua versi yang ada di ruang tamu. Menurut IWAS, kata dia, korban berpakaian dan membuka pintu penginapan.
“Dari versi korban, tersangka aktif (di dalam kamar),” kata Rusa usai perbaikan Jalan Udayana, Kota Mataram.
Sebelum menuju hotel, IWAS mengantar korban dengan sepeda motor di sekitar Jalan Udayana Mataram. Hal itu dilakukan IWAS untuk meyakinkan korban agar bersedia membayar kamar tersebut.
Setibanya di hotel, IWAS memerintahkan korban untuk segera membayar biaya akomodasi. Kemudian IWAS dan korban masuk ke kamar homestay no.6.
Membuka pintu ruang dalam, IWAS mengungkap dua versi. Berdasarkan penuturan korban atas kejadian tersebut, IWAS membuka pintu kamar menggunakan dagunya.
Sedangkan menurut IWAS, korban membuka pintu penginapan dengan tangannya sendiri. Demikian pula rekonstruksi dilakukan dalam dua versi ketika ada dua orang di dalam ruangan.
Selain siswa SD MA, puluhan korban lainnya diduga menjadi korban penyiksaan IWAS belakangan ini. Tiga dari 15 orang tersebut masih anak-anak.
——
Artikel ini dimuat di ANBALI NEWSBali. Saksikan video “Video: IWAS Ungkap Kasus Pelecehan Seksual Penyandang Disabilitas” (wsw/wsw)