Jakarta –
Asosiasi Industri Sepeda Indonesia (AISI) telah menjabarkan dampak penerapan opsi pajak tahun depan. Selain menyebabkan kenaikan harga sepeda motor yang signifikan, opsi pajak diyakini akan berdampak pada penurunan penjualan dan melemahkan daya saing industri sepeda motor Indonesia.
AISI mencatat, antara Januari hingga November 2024, penjualan pasar sepeda motor Tanah Air mencapai 5,9 juta unit, naik tipis 2,06% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Produksi sepeda motor yang menjanjikan efisiensi dan efisiensi dalam aktivitas sehari-hari masyarakat, awalnya berharap pasar sepeda motor bisa mencapai 6,4 juta hingga 6,7 juta unit pada tahun depan.
Namun karena faktor tax opportunity, kami khawatir pasar justru turun 20% pada tahun depan, kata Sigit Kumala, Head of Commercial Affairs AISI, dalam keterangan resminya.
Sigit menjelaskan, penyesuaian penjualan pasar dalam negeri berpotensi berdampak pada aspek hulu dan hilir industri sepeda motor Tanah Air. Menurunnya permintaan pasar akan memaksa produsen sepeda motor mengurangi produksinya sehingga berdampak pada permintaan bahan baku pada rantai industrinya. Jika dampaknya terlalu besar, ada kemungkinan berhenti bekerja di industri tersebut.
Dampak sebaliknya juga dapat terjadi pada rantai industri hilir, baik itu industri penjualan, layanan purna jual, maupun industri keuangan dan asuransi.
Kondisi pasar yang membebani konsumen dan pelaku industri berpotensi menghambat persaingan industri dalam kancah perekonomian global, khususnya di kawasan ASEAN. Pasalnya, negara jiran yang tercatat sebagai salah satu pasar mobil pertumbuhan ASEAN ini efektif menurunkan pajak pertambahan nilai dari 10% menjadi 8% hingga Juni 2025, dengan kondisi yang sama seperti kompetitornya. Ditambah pajak pertambahan nilai sebesar 12,00%, ditambah PKB dan BBNKB, serta biaya tambahan atau pajak tidak langsung.
“Jika semua ini diterapkan dan dipertahankan dalam jangka waktu yang lama, kami khawatir daya saing industri kita akan melemah. Ini tidak baik bagi lingkungan investasi,” kata Sigit cemas. Tonton video “Video: Komisi DPR