Jakarta –
Gagasan membangun terowongan transatlantik yang menghubungkan Inggris dan Amerika Serikat muncul kembali, namun dengan biaya yang besar.
Menurut News Week, Minggu (15/12/2024), gagasan terowongan transatlantik di bawah laut sudah ada sejak lama. Terowongan tersebut akan menggunakan teknologi vakum dan kendaraan bertekanan.
Kereta api yang berada di terowongan tersebut diperkirakan mampu mencapai kecepatan lebih dari 3.000 mil per jam. Hal ini memungkinkan perjalanan antara London dan New York dalam waktu kurang dari satu jam. Saat ini, penerbangan antara kedua kota tersebut memakan waktu delapan jam.
Kecepatan tersebut dapat dicapai karena kereta api tidak akan menghadapi hambatan udara di dalam terowongan sehingga dapat mencapai kecepatan yang lebih tinggi dibandingkan kereta konvensional.
Desain kendaraan terkadang disebut sebagai teknologi “hyperloop”. Jika diterapkan, teknologi ini dapat mengurangi perjalanan antarbenua menjadi beberapa menit untuk pertama kalinya.
Namun, terowongan transatlantik membenarkan mahalnya harga yang harus dibayar untuk pembangunan bawah air. Di sisi lain, teknologi tersebut disebut lebih efisien dan ramah lingkungan dibandingkan perjalanan udara.
Namun hingga saat ini, masih belum ada desain final terowongan tersebut. Berbagai usulan telah dibuat untuk terowongan bawah laut, dan ada pula yang menyarankan agar terowongan tersebut dibangun di atas tiang pancang. Salah satu desain bahkan menunjukkan bahwa terowongan itu akan mengapung, disatukan oleh kabel-kabel yang diletakkan di bawah laut.
Masalah terkait ukuran, biaya, dan kegunaan telah membatasi perkembangannya hingga saat ini. Misalnya saja waktu produksinya yang diperkirakan akan sangat lama.
Kedua kota besar ini berjarak lebih dari 3.000 mil (sekitar 4.828 km). Sementara itu, Kanal sepanjang 23,5 mil (sekitar 37,8 km) yang menghubungkan Inggris dan Prancis membutuhkan waktu enam tahun dan biaya yang sangat besar.
Perkiraan biaya yang dibutuhkan untuk membangun terowongan New York-London pun tidak main-main, yakni sekitar 15,5 triliun poundsterling (sekitar Rp 313 kuadriliun).
Terowongan Channel yang menghubungkan Perancis dan Inggris dibangun selama enam tahun. Jika terowongan transatlantik dibangun dengan kecepatan yang sama, dibutuhkan waktu 782 tahun untuk mengembangkan teknologinya.
Kereta api yang berjalan dalam ruang hampa dipopulerkan oleh Elon Musk dengan laporan tahun 2013 yang menyarankan pengiriman pil melalui ruang hampa untuk mengurangi hambatan udara.
Uji coba teknologi ini sedang berlangsung di India dan Tiongkok dengan rencana untuk mengintegrasikannya ke dalam sistem kereta api berkecepatan tinggi di seluruh negeri. Tonton video “Kereta Bawah Tanah, Mungkinkah di Indonesia?” (minggu/minggu)