Dukung SDGs, Indonesian AID Salurkan Hibah Rp 523,56 M Selama 5 Tahun

Jakarta –

Dana yang dikenal dengan nama Dana Kerjasama Pembangunan Internasional (LDKPI) atau AID Indonesia ini didirikan pada tahun 2019. Lima tahun kemudian, AID Indonesia menegaskan kembali komitmennya untuk mendukung kemitraan diplomatik dan pembangunan global.

Selama periode ini, AID Indonesia menyalurkan bantuan hanya untuk bantuan pembangunan atau bantuan kemanusiaan. Namun, hal tersebut memperkuat posisi Indonesia sebagai mitra strategis di dunia internasional.

AID Indonesia didirikan untuk berperan aktif dalam mewujudkan ketertiban dunia dengan semangat menjunjung amanat Pembukaan UUD 1945. Organisasi ini merupakan pionir dalam memperluas kerja sama pembangunan dan memperkuat hubungan diplomatik dengan lebih dari 95 negara di berbagai kawasan seperti Afrika, Pasifik, Amerika Latin, Eropa Timur, dan Asia.

“Kami hadir untuk menjawab tantangan dan peluang pembangunan global. AID Indonesia merupakan alat diplomasi yang memperkuat kepentingan nasional pemerintah Indonesia di bidang politik, ekonomi, sosial dan budaya,” kata Direktur Utama LDKPI Tormarbulang Lumbantobing dalam keterangan tertulisnya. , Kamis (17/10/2024).

Menurutnya, program bantuan Indonesia tidak hanya memberikan dampak positif bagi negara penerima tetapi juga perekonomian Indonesia. Ia mengungkapkan, program hibah vaksin Indonesia merupakan salah satu contoh manfaat upaya PT Bio Pharma dalam memperluas pasar vaksin di Afrika.

Menurutnya, dana hibah tersebut membantu memperlancar rencana Bio Pharma membuka hub di wilayah tersebut. Program hibah ini membuka peluang pertukaran teknologi dengan perusahaan lokal serta peluang investasi di negara-negara Afrika.

“Diharapkan program serupa dapat diterapkan pada produk lain sehingga membuka peluang bagi badan usaha lokal untuk membangun kerja sama strategis dalam skala global,” kata Tor Tobing.

Selain itu, program hibah mendorong promosi barang dan jasa Indonesia serta memperkenalkan tenaga ahli Indonesia di berbagai bidang seperti keuangan, pertanian, pertambangan, dan teknologi informasi.

Tor Tobing mengatakan hal itu merupakan bagian dari upaya diplomasi Indonesia untuk memperkuat posisinya di dunia internasional dan membuka peluang baru bagi sektor industri lokal. Ia menegaskan, dana AID Indonesia akan terus mendukung penggunaan barang dan jasa lokal untuk proyek-proyek yang meningkatkan manfaat ekonomi bagi Indonesia.

Selain itu, AID Indonesia telah menyalurkan lebih dari Rp 523,56 miliar hibah selama lima tahun perjalanannya. Program hibah ini bertujuan untuk mendukung pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) yang memperkuat bidang pendidikan, kesehatan, ketahanan pangan, serta sektor keuangan dan sektor lainnya.

Di bidang pendidikan dan pengembangan sumber daya manusia, program Beasiswa AID Indonesia (TIAS) hadir untuk mendukung peningkatan kapasitas pegawai negeri sipil negara mitra dengan memberikan beasiswa pendidikan tinggi di Indonesia.

Tor Tobing berharap lulusan program ini dapat menjadi duta untuk mempromosikan Indonesia di negaranya serta meningkatkan kontak antar masyarakat. Program ini diyakini akan meningkatkan reputasi perguruan tinggi lokal di kancah global.

Selain itu, AID Indonesia juga memberikan hibah untuk merehabilitasi Queen Victoria School (QVS) di Fiji yang rusak parah akibat Topan Windston. Sekolah ini telah melahirkan banyak pemimpin di Fiji. Dengan pemberian hibah ini, diharapkan QVS dapat terus mengembangkan pemimpin masa depan.

Sebagai kontribusi di bidang kesehatan, AID Indonesia bekerja sama dengan IsDB (Islamic Development Bank), UNDP dan Pemerintah Mesir membangun fasilitas telemedicine di Somalia. AID Indonesia juga telah memberikan vaksin ke Nigeria dan Afghanistan serta membantu membangun fasilitas kesehatan di Ukraina.

Untuk mendukung ketahanan pangan, AID Indonesia memberikan dukungan berupa revitalisasi fasilitas pelatihan pertanian di Gambia dan revitalisasi fasilitas serupa di Tanzania. AID Indonesia juga akan mendukung pembangunan pusat pelatihan pertanian regional di Fiji. Ada juga hibah untuk pelatihan di bidang pertanian, perikanan dan peternakan untuk negara-negara di Afrika, Karibia dan Pasifik.

Terlebih lagi, Pendidikan Indonesia berkomitmen untuk mendukung ekonomi biru dan lingkungan yang berkelanjutan. Melalui Proyek Pengelolaan Sampah di Sepik Barat, Papua Nugini, dan partisipasi dalam Forum AIS, AID Indonesia mendukung pengembangan ekonomi biru, khususnya di negara kepulauan.

Tidak boleh dilupakan bahwa AID Indonesia juga berperan dalam pelaksanaan misi diplomatik kemanusiaan, aktif memberikan bantuan kemanusiaan ke Palestina, Ethiopia, dan Ukraina. Juga mendukung penanggulangan bencana di berbagai negara sahabat.

Mempertimbangkan tantangan pembangunan global yang lebih luas, Tor Tobing mengatakan bahwa kerja sama yang sudah ada dengan UNICEF, ISDB, UNRWA, ICRC, Global Fund dan Bank Dunia akan diperluas dengan berbagai mitra pembangunan lainnya, sehingga program hibah yang diberikan akan lebih mudah diakses. . efeknya

“Kami berusaha memastikan bahwa AID Indonesia dapat meningkatkan kerja sama dengan mitra pembangunan besar lainnya di dunia,” kata Tor Tobing.

Ia menegaskan, AID Indonesia tidak hanya sekedar penyaluran hibah, namun juga menekankan peran aktif Indonesia dalam pembangunan global. Pihaknya berkomitmen untuk melanjutkan diplomasi, memperkuat kemitraan global, dan memberikan kontribusi nyata kepada dunia.

“Kami yakin setiap langkah yang kami ambil di kancah global akan mengukuhkan Indonesia sebagai bangsa yang besar dan disegani,” tutupnya.

(telur/telur)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top