Jakarta –
Departemen Perdagangan AS telah meminta penjelasan Nvidia mengenai chip yang jatuh ke tangan China selama bertahun-tahun.
Nvidia kemudian meminta informasi dari Super Microcomputer dan Dell Technologies untuk memverifikasi beberapa pelanggan di Asia Tenggara. Langkah ini dilakukan karena chip AI Nvidia juga dijual di server buatan Super Micro dan Dell.
Menurut Y Wybodaeth, setidaknya ada lima orang yang terlibat dalam penyelundupan chip Nvidia dan sejauh ini mereka selamat dari penyelidikan Super Micro.
“Kami mendesak agar pengguna dan mitra kami menerapkan peraturan pengendalian impor yang ketat. Setiap penyalahgunaan produk Anda di masa lalu, termasuk penjualan kembali di pasar abu-abu, akan menjadi beban bagi bisnis kami, bukan keuntungan,” kata juru bicara Nvidia. Dalam sebuah pernyataan.
Cara yang digunakan dalam penyelundupan ini adalah banyak pengguna yang menggandakan nomor seri server yang dibeli dari Super Micro dengan chip Nvidia. Nomor seri tersebut kemudian ditautkan ke server lain yang mereka miliki.
Namun pada kasus lain, para penyelundup ini juga mengubah nomor seri sistem operasi di server, seperti dikutip ANBALI NEWSINET Reuters, Jumat (20/12/2024).
Sementara itu, Dell mengakui bahwa distributor dan pengecer harus mematuhi seluruh peraturan yang ada, termasuk peraturan mengenai ekspor produknya. Mereka pun mengaku jika mitranya tidak mematuhi persyaratan tersebut, maka mereka akan mengambil tindakan tegas, termasuk pemutusan kontrak.
Senada dengan itu, Super Micro mengaku telah menyelidiki dan akan mengambil tindakan tegas jika ditemukan adanya ekspor tidak sah atau ekspor ulang produknya oleh pihak ketiga.
“SuperMicro mematuhi semua persyaratan kontrol ekspor AS yang diperlukan untuk menjual dan mengekspor sistem GPU ke wilayah dan pihak yang memerlukan lisensi khusus berdasarkan Peraturan Administrasi Ekspor,” kata SuperMicro. Tonton video “Huawei Bangun Chip AI untuk Saingi Nvidia H100” (asj/asj)