Jakarta-
Warga Cilegon, Afendi, 28, menderita keloid di lehernya usai memancing di Waduk Krenceng. Keloid tumbuh di leher dan bentuknya seperti akar.
Afendi, warga kawasan Weri RT 03 RW 02, Desa Kebonsari, Kecamatan Citangkil, mengeluhkan keadaan usai memancing di telaga Kranceng sekitar 5 bulan lalu. Dia pusing saat memancing, dan memutuskan untuk pulang.
Malam itu saya menggigil demam tinggi, lalu ada benjolan di leher, seperti ayam, benjolan itu meledak, kata Afendi dikutip ANBALI NEWSNews.
Merasa ada yang tidak beres dengan tubuhnya, Efendi memutuskan untuk memeriksakan diri ke Puskesmas. Dokter awalnya mendiagnosis bintil Afendi sebagai keloid.
“Kata dokter itu keloid, tapi keloid ini sudah menyebar dari leher hingga dada, sehingga berat badan saya turun 5 kilogram dari 45 kilogram menjadi 39 kilogram dan jika ingin berbalik, saya harus membalikkan badan.” Dok, kalau malam sakitnya makin parah dan saya tidak bisa tidur lagi,” ungkapnya.
Apa itu keloid?
Dokter Spesialis Dermatologi Dr. Gusti Nyoman Darma, dari SpKK mengatakan, keloid adalah pertumbuhan bekas luka yang berlebihan akibat respon penyembuhan luka yang tidak normal.
Menurut Dr. Darma penyebab utama keloid adalah: luka pada kulit misalnya goresan, bekas jerawat, pembedahan atau penyakit, faktor genetik. Paling umum terjadi pada mereka yang memiliki riwayat keluarga keloid. Gangguan penyembuhan kulit, seperti trauma ringan yang tidak diketahui
Namun keloid tidak bisa muncul secara tiba-tiba tanpa adanya luka atau trauma pada kulit. Dan proses munculnya keloid membutuhkan waktu beberapa hari atau minggu, tidak hanya dalam semalam, tambahnya saat dihubungi ANBALI NEWS, Kamis (19/12/2024).
Dr. Darma mengatakan keloid tidak menimbulkan gejala sistemik seperti demam atau pusing. Gejala penyakit ini biasanya atau biasanya hanya sesekali terasa gatal. Tonton video “Pada usia berapa sebaiknya aktif melakukan perawatan kulit? Berikut penjelasannya” (suc/naf)