Melahirkan dengan Metode Water Birth, Apakah Aman? Ini Kata Obgyn

Jakarta –

Ada beberapa metode persalinan yang bisa digunakan ibu hamil. Salah satu metode yang mungkin pernah Anda dengar adalah waterbirth atau melahirkan secara alami dengan air hangat, biasanya dilakukan di bak mandi.

Metode waterbirth dinilai dapat mempercepat proses persalinan, memberikan rasa nyaman dan mengurangi rasa sakit saat persalinan. Sejumlah artis seperti Andean Issia, Widi Mulia, dan terkini Nikita Wiley sudah mencoba proses melahirkan tersebut.

Timbul pertanyaan, apakah cara ini benar-benar aman untuk ibu dan bayi? Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan dr Muhammad Fadli, SPOG mengatakan, meski waterbirth menjanjikan beberapa manfaat, namun risikonya juga sangat tinggi.

Prosedur ini sebenarnya tidak direkomendasikan oleh Persatuan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI). Rumah sakit di Indonesia juga jarang menyediakan layanan ini.

Saat lahir, bayi yang keluar langsung bisa menangis dan bernapas. Akan sangat berbahaya jika airnya tertelan dan masuk ke paru-paru. Jika hal ini terjadi, anak bisa mengalami aspirasi bahkan sesak napas.

Menurut dr Fadli, kondisi ini bisa mengancam keselamatan bayi dalam kandungan.

Makanya, airnya biasanya hangat, 36 hingga 37 derajat Celcius, kalau pedomannya 36,5 hingga 37,5 derajat. Dengan air panas seperti itu, juga bisa mengganggu aliran darah dari ibu ke janin, kata dr Fadli saat dihubungi. . ANBALI NEWS, Rabu (18/12/2024).

Waterbirth dapat menyulitkan tim medis untuk memeriksa detak jantung janin jika timbul masalah saat melahirkan. Peralatan yang digunakan untuk memantau detak jantung janin tidak dapat digunakan jika ibu berada di dalam air.

Asumsi lain mengenai manfaat waterbirth adalah lebih sedikit robekan pada perineum, yaitu area antara kemaluan dan anus. Menurut dr Fadli, robekan perineum saat melahirkan normal juga bisa diminimalisir bila dilakukan dengan teknik dan dukungan yang baik.

Jadi robekan biasanya disebabkan oleh dorongan yang berlebihan dan kepala (bayi) mengarah ke atas sehingga dagu merobek perineum, kata dr Fadli.

“Di ranjang (bersalin) normal, biasanya dokter obgyn akan menggerakkan kepala secara perlahan agar tidak robek dan pakaiannya diatur agar tidak robek. Di dalam air, hal itu tidak boleh terjadi. Selesai,” dia dikatakan. Tonton video “Video: Penyakit aneh melanda Uganda, korbannya gemetar seperti menari” (avk/kna)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top