Jakarta –
Seorang dokter berpengaruh meninggal setelah pembuluh darah di otaknya pecah karena anemia. Sebelum meninggal, dokter berusia 35 tahun itu mengalami sakit kepala parah.
Murshid Bustami, ahli saraf, SpS, Rumah Sakit Pusat Otak Nasional, mengatakan biasanya pasien stroke tidak mengeluhkan gejala hingga stroke terjadi. Sakit kepala parah merupakan tanda pecahnya arteri serebral dan memerlukan pertolongan segera.
Saat dihubungi ANBALI NEWS pada Rabu, dr. Murshid berkata: “Ketika aneurisma pecah, Anda merasakan sakit kepala. “Sakit kepala biasanya sangat hebat, seringkali merupakan sakit kepala terparah yang pernah dialami pasien.” (18.12.2024).
Orang dengan penyakit serebrovaskular ibarat membawa “bom waktu” yang bisa meledak kapan saja, kata Dr. Mursid. Kadang-kadang, anemia pernisiosa ditemukan ketika pasien sedang dirawat karena kondisi lain atau sedang menjalani neuroimaging dalam konteks pemindaian otak.
Gejala kelainan pembuluh darah jarang terjadi. Stroke terjadi secara tiba-tiba, tanpa tanda-tanda permulaannya.
“Ada beberapa pemicu timbulnya anemia,” imbuhnya. Dapat meningkatkan tekanan darah di pembuluh darah otak dengan tekanan darah tinggi, tekanan darah tinggi ketika seseorang sedang stres, tekanan darah tinggi, emosi yang kuat dan aktivitas serupa.
Menurut Healthline, gejala stroke biasanya muncul secara tiba-tiba dan termasuk sakit kepala. Hal ini diumpamakan dengan pukulan di kepala, yang mengakibatkan rasa sakit yang membutakan yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Gejala lain dari pecahnya aneurisma otak juga dapat muncul secara tiba-tiba, antara lain: nyeri pada leher atau leher bagian bawah, kepekaan terhadap penglihatan agak kabur atau ganda, kehilangan kesadaran secara tiba-tiba, kehilangan kesadaran pada satu sisi atau bagian tubuh mana saja. tubuh
Saksikan video “Kenali Beberapa Faktor Penyebab Migrasi” (kna/kna).