Jakarta –
Sumber Daya Manusia (SDM) dinilai menjadi faktor terpenting dalam menunjang tumbuhnya industri pariwisata dan ekonomi kreatif di Indonesia.
Pada Rapat Koordinasi Kebijakan Pembangunan Pariwisata dan Ekonomi 2025-2029, Wakil Presiden Bidang Sumber Daya Manusia dan Organisasi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Martini Mohamad Paham mengatakan, SDM Parekraf harus mempersiapkan diri semaksimal mungkin untuk mendukung kesehatan yang baik.
“Tujuan pembangunan ada beberapa hal yang harus dicermati agar kita bisa menyikapi rencana bagaimana kita menjadikan masyarakat lebih baik dan lebih baik lagi,” kata Diah, sapaan akrabnya.
Menurut dia, fokus peningkatan SDM terbagi dalam beberapa faktor, seperti sistem sertifikasi yang kuat, pelatihan keterampilan dan keterampilan teknis yang kompleks, serta faktor terkait digital. Selain itu, langkah-langkah terkait pembangunan juga menjadi faktor yang harus dilakukan untuk menciptakan ekosistem SDM parekraf.
Diah juga mengatakan, kerja sama antar sektor atau organisasi juga menjadi salah satu faktor untuk mendukung pariwisata yang lebih baik dan menciptakan sumber daya manusia.
Oleh karena itu, kolaborasi antar pelaku ekonomi dari dunia pendidikan, dunia teknologi harus bersinergi dengan dunia industri. Dan ada kualitas yang harus kita pikirkan, yaitu terkait dengan keberlanjutan yaitu BCGE, Blue Ekonomi, Ekonomi Hijau, dan Ekonomi Sirkular “Itu salah satu hal yang harus kita prioritaskan dalam pengembangan ekonomi manusia,” ujarnya.
Dalam acara yang sama, Deputi Direktur Sumber Daya Manusia Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Hermin Esti Setyowati mengatakan, SDM perekraf merupakan tumpuan dari ekosistem perekraf itu sendiri.
Oleh karena itu, dikatakan bahwa program tersebut diperlukan untuk mengubah dan mempersiapkan masyarakat taman.
“Kita berusaha mengubah human capital dari analisa hambatan yang harus kita lakukan hingga tahun 2030. Kita sangat membutuhkan program bagaimana meningkatkan kekuatan masyarakat agar tidak berada pada level pertama,” kata Hermin.
“Jadi kita berharap tahun 2025 kita sudah naik ke level menengah, kemudian tahun 2026 kita sudah mencapai level profesional, kemudian kita kompetitif dan lebih tinggi. Itu tentang perubahan,” lanjutnya.
Pak Hermin mencontohkan sumber daya masyarakat di kawasan Danau Toba karena pemaparannya mengenai masalah statistika, beliau menyampaikan bahwa pengetahuan dan keterampilan di bidang pariwisata masih terbatas.
“Untuk tahun 2025, skill building akan fokus pada peningkatan pendidikan dan keterampilan menengah,” ujarnya. Saksikan video “Tantangan-tantangan ini untuk masa depan hijau Indonesia” (wsw/wsw)