Dampak Fenomena Fatherless pada Anak, Ketika Peran Ayah ‘Antara Ada dan Tiada’

Jakarta –

Penitipan anak harus dilakukan bersama oleh ayah dan ibu. Namun, dalam banyak kasus, pengasuhan anak lebih fokus pada ibu, sedangkan pekerjaan ayah sulit dan hanya berfokus pada pendapatan atau status ekonomi keluarga.

Menurut psikolog klinis Anastasia Sari Dewi, kurangnya keterlibatan ayah dalam aktivitas pengasuhan anak dapat berdampak negatif terhadap perkembangan psikologis anak. Untuk anak laki-laki misalnya, kata Sari, ayah berperan dalam mendidik anak untuk berpura-pura menjadi laki-laki.

Beberapa hal yang dipelajari anak laki-laki dari ayahnya adalah bagaimana bertanggung jawab, bagaimana mengambil keputusan, bagaimana peduli terhadap orang lain dan bagaimana menjadi kuat dalam suatu masalah.

“Bagaimana menjadi laki-laki, apa yang harus dilakukan, bagaimana menjaga diri, bagaimana memanfaatkan kelebihan dan kemampuannya untuk apapun yang diinginkan, baik itu teman atau anak,” saat dihubungi ANBALI NEWS, Senin (16/16/2018). ) kata Sari. 12/2024).

Sari menegaskan, tugas ayah dalam keluarga bukan sekedar bertahan hidup. Seorang ayah harus mengurus kebutuhan keluarganya dan dengan demikian memberikan gambaran yang jelas kepada anak-anaknya.

Seorang ayah dapat memastikan bahwa keluarganya selalu aman, dan anak laki-laki akan meniru hal ini dan menggunakannya ketika mereka besar nanti dan berkeluarga.

Jika sang ayah tidak melakukan hal sekecil apapun, maka anak yatim piatu akan kebingungan harus menempatkan dirinya dimana karena hingga saat ini, bisa jadi mereka belum mendapatkan contoh yang baik dari sang ayah.

“Kalau mereka tidak punya ayah, pengaruh kursusnya hilang sama sekali, mereka bekerja keras mencari posisinya, pekerjaannya sebagai laki-laki, pekerjaannya sebagai perempuan, semuanya akan bermasalah,” kata Zari.

Berikutnya: Dampaknya terhadap anak perempuan

(avk/kna)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top