Jakarta –
Kementerian Pertanian mencatat ada 55 perusahaan yang mampu mengimpor 1,3 juta ekor sapi perah. Sapi perah diimpor untuk meningkatkan produksi susu di bawah program “Ransum Gizi Gratis”.
Artinya, impor sapi perah tidak dilakukan oleh negara dan tidak menggunakan anggaran negara. Dalam pemaparan Menteri Pertanian Andy Amran Suleman, impor sebanyak 1,3 juta ton akan dilakukan secara bertahap mulai tahun 2025 hingga 2029.
“Sumber sapi perah yang diimpor adalah Australia, Brazil, Selandia Baru, Amerika Serikat (AS) dan Meksiko,” kata Amran dalam pemaparan pada rapat pimpinan Komisi IV DPR RI, Selasa (5/11/2024). .
Luas lahan yang disiapkan untuk beternak sapi perah seluas 500 ribu. Hah. Impor sapi perah diharapkan dapat meningkatkan produksi susu.
Saat ini produksi susu dalam negeri baru 1,55 juta ton, padahal kebutuhan susu nasional mencapai 4,9 juta ton. Kemudian kebutuhan susu MBH mencapai 3,6 juta ton susu.
Tingkat impor ternak akan dilakukan pada tahun 2025 hingga 200 ribu. Tahun 2026 sebanyak 300 ribu ekor, tahun 2027 sebanyak 400 ribu ekor, tahun 2028 sebanyak 1 juta ekor. Dengan demikian, produksi susu akan meningkat hingga tahun 2029 menjadi 8,17 juta ton.
Tonton juga videonya: Jalan-jalan di Peternakan Sapi Perah di Baturraden-Purokerta
(memiliki/gambar)