Jakarta –
Penelusuran Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengungkap beberapa dugaan luar biasa terkait perbedaan harga dibandingkan pendanaan program PPDS di masing-masing fakultas kedokteran universitas (FK). Selama wawancara untuk memilih calon spesialis, sekitar 80 dari 1.400 responden mengatakan mereka menghadapi situasi yang tidak biasa. Masing-masing ditanya tentang isi akun tersebut.
Azhar Jaya, Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI, menilai sistem pendidikan, khususnya di bidang kedokteran, membutuhkan banyak pengorbanan, baik dari segi waktu maupun biaya. Namun, pertanyaan seleksi tidak boleh mencakup pertanyaan seperti itu.
Kepada ANBALI NEWS, Senin (23/12/2024), Azhar mengatakan, “Kalau masalah saldo rekening diperhitungkan, menurut saya tidak ada alasan.”
Sedangkan untuk dana golongan seperti dana bantuan PPDS, menurut Azhar, bisa dievaluasi dengan beberapa catatan.
“Kalau langsung terkait pendidikan dan uang, saya yakin tidak akan menjadi beban, tapi kalau uang sekolah ini digunakan untuk sumber lain seperti guru, senior, kegiatan non-akademik, uangnya bisa dan akan jutaan. warga negara tidak dapat diterima.
Temuan KPK menunjukkan 26,05 persen responden mengeluarkan Rp1 hingga 5 juta per triwulan sebagai syarat dana PPDS. Baik untuk biaya listrik, Wi-Fi, kebersihan, hingga keamanan ruangan atau ruang pertemuan umum. Sedangkan 5,42 persen lainnya mengaku terlalu banyak mengeluarkan uang. Bahkan di kisaran Rp5 hingga Rp25 juta per bulan untuk kebutuhan tertentu.
“Dalam pembahasan mendalam disampaikan bahwa sebenarnya untuk menunjang kegiatan masyarakat di beberapa program studi seperti bedah dan anestesi, juga memerlukan fasilitas pendukung lain yang tidak disediakan oleh program studi/jurusan atau rumah sakit pendidikan,” ungkapnya. dalam pemeriksaan KPK, Dilaporkan Minggu (22/12/2024).
Mereka bilang uang ini masih berkaitan dengan pendidikan. Sebab, biaya satu semester dirasa tidak mencukupi untuk kuliah. Selain itu, tidak dihitung satuan apa pun seperti pada program perguruan tinggi di universitas negeri, dan biaya kuliah tunggal.
“Seharusnya tidak ada lebih banyak uang yang dikaitkan dengan pendidikan.”
“Uang yang digunakan dan menjadi beban bagi peserta PPDS adalah biaya-biaya lain yang berkaitan dengan pendidikan yang harus dikeluarkan, sekitar 200 juta. Informasi mendalam melalui wawancara, responden mengatakan bahwa mereka harus membayar. Biaya komisi untuk kegiatan seperti pelatihan pendidikan, suap penghapusan, laporan ilmiah, peralatan medis dan produk Medis “bertanggung jawab untuk penggunaan pribadi dan lainnya, dan untuk mendukung kegiatan pendidikan lainnya. PPDS”.
Lihat juga Nomor : Makanan Gratis, Rasa Sedekah Mama Meera
Simak video “Video Menkes mempertanyakan keseimbangan seleksi PPDS: Kemendikbud adalah” (naf/kna)