Jakarta –
Nilai Apple naik menjadi $4 triliun atau sekitar $64,768 triliun setelah Senin (23/12) lalu.
Naiknya saham Apple menunjukkan investor Apple menyambut baik kehadiran sederet fitur AI yang dalam istilah Apple merupakan singkatan dari Apple Intelligence untuk memperbarui penjualan iPhone.
“(Kenaikan harga saham Apple) mencerminkan antusiasme investor terhadap kecerdasan buatan dan ekspektasi bahwa hal itu akan menghasilkan ‘siklus super’ dalam pembaruan iPhone,” kata analis Maxim Group, Tom Forte.
Pada penutupan perdagangan Senin (23/12), Apple bernilai $3,85 triliun. Sejak awal tahun 2024, saham Apple telah menguat 30%.
Supercycle iPhone, sebagaimana dirujuk Forte, adalah periode di mana iPhone yang dirilis pada tahun itu mengalami peningkatan signifikan dibandingkan generasi sebelumnya. Dan, dalam sejarahnya, siklus super ini telah menghasilkan nilai bagi Apple lebih dari satu triliun dolar.
Intelijen Apple penting karena Apple sebelumnya dikritik karena terlalu lambat dalam memperkenalkan AI. Faktanya, perusahaan seperti Alphabet, Amazon, Microsoft, dan Meta sepertinya sudah siap memperkenalkan fitur ini.
Faktanya, saham Nvidia, produsen chip AI terbesar di dunia, telah meningkat lebih dari 800% dalam dua tahun terakhir. Sedangkan bagi Apple, pada periode yang sama, pangsa “satu-satunya” miliknya meningkat hampir dua kali lipat.
Meski tergolong lambat, valuasi Apple masih lebih tinggi dibandingkan Microsoft dan Nvidia yang valuasinya masih kurang dari USD 3,5 triliun. Dan, sejak Desember, Apple telah mengintegrasikan berbagai fitur AI ke dalam produknya. Seperti ChatGPT yang bisa diakses melalui Siri. Tonton video “Apple akan beli saham senilai Rp 1,779 triliun” (eg/rns)