Jakarta –
Ada anggapan bahwa anemia defisiensi besi dapat menyebabkan leukemia atau kanker darah. Pasalnya, kedua penyakit tersebut memengaruhi produksi sel darah dalam tubuh. Apa faktanya?
Dokter Spesialis Anak Dr. Wisvici Yosua Yasmin M Sc, SpA menegaskan, hal tersebut tidak benar karena hanya mitos. Anemia defisiensi besi merupakan salah satu bentuk anemia defisiensi gizi yang paling umum terjadi di Indonesia. Bentuk anemia defisiensi gizi ada bermacam-macam, seperti: B. Defisiensi asam folat, defisiensi vitamin B12, dan defisiensi zat besi.
“Defisiensi zat besi adalah bentuk anemia yang paling umum pada kelompok anemia gizi,” katanya pada Kamis (19 Desember) di acara pojok kesehatan ibu “Peran Zat Besi dalam Perkembangan Kognitif Anak” di Southern. – Jakarta /2024).
Jika anemia defisiensi nutrisi berlangsung terus-menerus atau berlangsung lama, seperti anemia defisiensi besi, maka hemoglobin (Hb) dalam darah bisa turun di bawah kadar normal. Hemoglobin mengangkut oksigen ke seluruh jaringan tubuh.
Kalaupun menurunkan nilai Hb, seharusnya ada komponen lain di darah, seperti sel darah putih dan trombus, kata dr. Viswiki tidak perlu khawatir bagi mereka yang menderita anemia defisiensi besi.
“Jadi kalau dikatakan anemia defisiensi besi akan berubah menjadi leukemia, itu tidak benar, hanya mitos,” tegasnya.
Leukemia atau kanker darah adalah penyakit yang disebabkan oleh disfungsi sumsum tulang yang memproduksi sel darah putih sehingga menyebabkan produksi sel darah putih dalam tubuh berlebihan dan tidak normal.
“Pada leukemia, ada masalah pada sumsum tulang dimana sel kanker bermula di sumsum tulang dan menyebar ke darah,” lanjutnya.
Tonton video Leukimia Penyakit Kanker Paling Umum Terjadi Pada Anak, Kenali Gejalanya.