Aplikasi Temu yang Bikin Kalang Kabut Sudah Masuk RI

Jakarta –

Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arie Setiadi menegaskan, pemerintah telah melarang platform e-commerce China Temu beroperasi di Indonesia. Apa itu Temu dan Kenapa Dianggap Bisa Matikan UMKM? Kemudian terungkap bahwa aplikasi Temu kini telah tersedia di Indonesia.

Temu adalah platform e-commerce asal Tiongkok yang dikumpulkan ANBALI NEWSINET dari berbagai sumber, mirip dengan situs belanja online lainnya seperti Amazon, Alibaba, Shopee, dll. Konsumen dapat menemukan beragam produk mulai dari pakaian, alas kaki dan aksesoris hingga elektronik, peralatan masak, perlengkapan otomotif dan masih banyak lagi.

Temu pertama kali diluncurkan di Amerika Serikat pada tahun 2022 dan kini tersedia di banyak negara. Karena harganya yang sangat terjangkau, Temu berada di urutan teratas daftar aplikasi populer di Apple App Store dan Google Play Store. Temu adalah aplikasi milik konglomerat Tiongkok bernama PDD Holdings yang berbasis di Dublin, Irlandia. PDD Holdings juga memiliki Pinduoduo, sebuah platform e-commerce yang beroperasi di Tiongkok.

Salah satu yang membedakan Tema dengan e-shop lainnya adalah harganya yang sangat terjangkau. Misalnya, tablet Android 10 inci non-merek harganya sekitar 840.000. Karena produsen dapat menjual produknya langsung ke konsumen, harga menjadi sangat terjangkau. Artinya produk dapat dikirim dari pabrik ke konsumen tanpa harus melalui distributor, afiliasi atau pihak ketiga lainnya.

Hal ini rupanya membuat khawatir Kementerian Informasi dan Komunikasi serta pemerintah sehingga dilarang. Namun saat ini aplikasi Temu sudah tersedia untuk diunduh pengguna Indonesia melalui Play Store atau App Store. Menkominfo pun berjanji akan bertindak.

Baru-baru ini Menteri Pos dan Telekomunikasi mengatakan: “Tentu saja. Jika Anda menonaktifkannya tentu saja akan diblokir. “Kamu tidak melarangnya, kamu memblokirnya, kan?” Ditanya kapan aplikasi Temu diblokir Kominfo, jawaban Budi, “Iya nanti kita lakukan, karena ini nasib usaha kecil, kita blokir,” ujarnya.

Budi menambahkan, dirinya telah berkomunikasi dengan Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan dan Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Teten Masduki mengenai nasib aplikasi Temu di Indonesia. “Jelas platform ini (Temu) harus dilarang karena menyangkut nasib usaha kecil dan menengah di Indonesia,” ujarnya.

“Iya tentu kami menilai platform atau PSE tersebut tidak memenuhi persyaratan dan ketentuan Indonesia sehingga harus diblokir atau dihapus (dari Play Store dan App Store),” tutupnya.

Budi mengatakan, Temu mengancam nasib usaha kecil dan menengah di Tanah Air. “Kami di Kominfo sangat tertarik untuk ikut menjaga nasib UMKM kita, UMKM Indonesia, karena UMKM Indonesia punya tenaga kerja, jadi jangan sampai platform asing menghancurkan UMKM kita. Intinya kami tidak mengizinkan (konferensi Indonesia),” kata Budi di Kementerian Komunikasi dan Informatika di Jakarta, Kamis (10 Maret 2024).

Menteri Pos dan Telekomunikasi dulu pernah mengatakan, kalaupun ada lobi dari Temu, tidak akan diterima. “Enggak ada (lobi). Kita masih ada larangannya. Kalau dibiarkan, usaha kecil kita akan hancur,” tuturnya.

Kontroversi sedang berkumpul

Kehadiran Temu juga menjadi kontroversi tidak hanya di Indonesia tetapi juga di banyak negara lain. Negara bagian Arkansas di AS sebelumnya mengajukan gugatan terhadap Tema dengan alasan malware berbahaya yang dapat mengakses dan memantau ponsel pengguna.

Apalagi, media sosial dibanjiri berbagai keluhan dari pengguna Temu. Misalnya, beberapa orang mengeluh bahwa produk yang mereka beli dari Temu tiba berminggu-minggu atau berbulan-bulan setelah dipesan, atau tidak tiba sama sekali.

Karena harganya yang sangat murah, banyak pengguna yang mengaku menerima produk dengan kualitas buruk dan terlihat berbeda dari foto di situs. Temu tidak diakreditasi oleh Better Business Bureau (BBB)​​dan memiliki peringkat rata-rata 2,5 dari 5 bintang.

Belum lama ini, Presiden AS Joe Biden kembali menargetkan Tema dengan rencananya untuk menghilangkan kesenjangan “minimum” untuk produk dengan harga di bawah $800. Biden mengatakan pengecualian “minimal” akan meningkatkan jumlah produk yang diimpor ke AS dari 140 juta per tahun. Jumlahnya mencapai lebih dari 1 miliar per tahun. Tonton video “Video Kominfo Blokir Aplikasi Temu: Hancurkan UMKM” (fyk/fyk)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top