Batavia –
Komisi 6 DPR RI menanyakan Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso soal arus barang impor ilegal, khususnya tekstil. Kondisi inilah yang disebut-sebut menjadi penyebab industri terguncang hingga berujung pada PHK.
Anggota Komisi 6 DPR RI bertanya kepada Darmadi Durianto soal aksi kekerasan impor ilegal yang masih berjalan. Di saat yang sama, masih terdapat aliran impor produk TPT ilegal yang masuk ke Indonesia.
“Satgas ini bukan berarti efisiensi, Pak Menteri. Satgas belum dirilis? Artinya tidak efektif, tapi bagaimana impor ilegal lainnya tidak masuk. Walaupun perbedaan harganya besar, hanya teks saja yang disertakan. Apa masalahmu dan apa masalahnya?” ungkapnya dalam pertemuan dengan Kementerian Perdagangan, Rabu (2011/2024).
Kemudian Anggota Komisi 6 Fernando H Ganinduto mengatakan, di daerah pemilihannya di Jawa Tengah, banyak pabrik tekstil kecil dan besar yang mengalami krisis. Dia mengatakan, penjualan produsen kecil anjlok akibat membanjirnya impor ilegal.
Sementara produsen tekstil besar mengeluhkan tarif yang sangat tinggi di Amerika dan Eropa. Ini salah satu yang membuat mereka rugi karena tidak bisa ke China atau India, jelasnya.
Ia berharap salah satu cara membantu industri TPT adalah dengan memberantas impor ilegal saat ini. Selain itu, kami berharap juga ada pembahasan mengenai tarif impor untuk ekspor ke negara lain.
“Saya tahu dari perusahaan yang minta bantuan, karyawannya 20.000 sampai 30.000 orang. Kalau di PHK berapa ratus ribu yang ditempatkan?” menjelaskan
Kemudian anggota Komisi 6 DPR RI Asep Wahyuwijaya mengungkapkan, berdasarkan pantauan di salah satu mall di Batavia, banyak pakaian yang ditulis dalam bahasa Mandarin. Hal ini membuktikan masih adanya aliran pakaian ilegal yang masuk ke Indonesia.
“Di ITC Batavia, di pasar tradisional pun, label Cina ada di mana-mana, Pak. Jadi baju bayi kami bukan produksi Solo lagi, semuanya label China. Mungkinkah begitu?”
Lihat juga: Pemberantasan Barang Impor Melanggar Hukum, Mendag Zulhas Gandeng Kejaksaan Agung.
(fi)