Mendag Siapkan Gudang SRG sebagai Penyimpanan Sementara Beras Petani

Jakarta –

Menteri Perdagangan Budi Santoso tengah bekerja sama menyiapkan gudang Warehouse Receive System (WRS) di Jawa Tengah agar Bulog bisa dijadikan tempat penyimpanan sementara hasil panen petani.

Kementerian Perdagangan memiliki sembilan gudang SRG dan satu gudang dengan controlled atmosfer storage system (CAS) di Jawa Tengah yang saat ini sudah tidak terpakai (tidak aktif). Total kapasitasnya mencapai 13,5 ribu ton. Di seluruh Indonesia, Kementerian Perdagangan memiliki gudang SRG yang saat ini menganggur dan berpotensi mendukung ketahanan pangan dengan kapasitas 145.000 ton.

Hal itu disampaikan Mendag Busan saat rapat koordinasi sektor pangan yang dipimpin Menteri Koordinator Pangan Zulkifli Hasan, Selasa (31/12) di Semarang, Jawa Tengah. Pertemuan tersebut membahas sinergi antara pemerintah pusat dan pemerintah provinsi Jawa Tengah dalam mempersiapkan tujuan swasembada pangan tahun 2027 yang dicanangkan Presiden Prabowo Subianto.

“(Kapasitas gudang SRG) memang tidak terlalu besar, tapi bisa membantu Bulog menyimpan beras di Jateng. Menteri Koordinator Pangan mengatakan, kebutuhan tahun depan akan meningkat, seperti untuk lebaran sekitar bulan Maret dan makanan bergizi. Program. Kita harus bekerja keras agar pasokan tidak kekurangan,” jelas Mendag Busan saat rapat koordinasi maupun dalam keterangan tertulis, Selasa (31/12/2024).

Beberapa daerah di Jawa Tengah yang memiliki gudang SRG adalah Kudus, Demak, Pekalongan, Banjarnegara, Blora, Wonogiri, Cilacap dan Brebes. Mendag Busan berharap Pemda Jateng bisa menyiapkan gudang-gudang tersebut untuk digunakan Bulog sebagai tempat penyimpanan beras sementara.

“Ada beberapa gudang yang kosong. Kami minta Bupati dan Wali Kota membantu membersihkannya untuk persiapan musim panen, sehingga Bulog bisa menggunakannya untuk tempat penyimpanan sementara hasil beras hasil panen petani,” ujarnya. lanjut Menteri Perdagangan Busan.

Harga bapok stabil

Dalam rakor tersebut, Mendag Busan juga mengapresiasi Pemda Jateng yang telah membantu menjaga stabilitas harga dan pasokan bahan pokok (bapok) hingga Natal 2024 dan Tahun Baru 2025 (Nataru).

Meski mencermati secara umum harga beberapa produk mengalami kenaikan, namun kenaikan harga tersebut masih di bawah harga eceran tertinggi (HET) dan harga referensi (HA) yang ditetapkan. Misalnya saja cabai merah keriting yang naik menjadi Rp46.200/kg dari bulan sebelumnya Rp33.500/kg.

“Kami mengucapkan syukur karena harga bapok saat Natal relatif stabil. Memang ada kenaikan, namun ada pula yang masih di bawah HET. Misalnya saja cabai merah keriting yang mengalami kenaikan namun masih di bawah harga acuan. sebesar Rp 55.000/kg,” jelas Mendag Busan.

Untuk Jawa Tengah, lanjutnya, harga cabai masih lebih rendah dibandingkan harga referensi. Harga tertinggi produk hortikultura ini tercatat Rp 50.094/kg. Sedangkan telur ayam ras masih dalam kisaran harga referensi Rp 30.000/kg. “Khusus Jateng, harga bapok relatif sama dengan nasional. Namun minyak goreng MINYAKITA patut diwaspadai karena mengalami peningkatan. di atas HET,” tambah Mendag Busan.

Rakor tersebut dihadiri seluruh kepala daerah Tingkat II se-Jateng. Turut hadir dalam pertemuan tersebut Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal Yandri Susanto, Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono, Menteri Pekerjaan Umum Dody Hanggodo, Plt Menteri Dalam Negeri Bima Arya Sugiarto, Wakil Menteri Pertanian Sudaryono, dan Wakil Menteri Pertanian Sudaryono. Menteri Pertanian Sudaryono, Menteri Lingkungan Hidup Diaz Hendropriyono, Kepala Badan Pangan Arief Prasetyo Adi, serta Pj. Gubernur Jawa Tengah Nana Sudjana. (akd/ega)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top